Pada demo pasti akan mengusik kepentingan orang banyak. Minimal jalan menjadi macet dan membuat suara bising.
Kalo saya jadi presiden Jokowi, saya akan melarang semua bentuk demonstrasi. Biarpun sudah ada payung hukum Undang-undang yang menjamin setiap warga negara untuk menyatakan pendapatnya. Biarpun dengan tindakan itu saya berisiko akan dimaksulkan karena melanggar konstitusi. I just don't care.
Demo atau unjuk rasa zaman sekarang are not about people's aspiration. Bullshit kalo ada yang bilang itu aspirasi rakyat. Demo sekarang adalah alat politisi busuk. Yang bisa disponsori, dibayari dan diperalat.
Ini sama sekali berbeda dengan demo mahasiswa waktu menjatuhkan Soekarno dan Soeharto. Masih ada idealisme dan hati nuraninya. Setelah zaman reformasi, demo hanyalah mainan mafia-mafia.
Dan coba lihat betapa banyak kerugian dan kerusakan yang dialami setiap kali ada demo besar. Namanya unjuk rasa damai, tapi faktanya kita lihat sendiri. Selalu berakhir dengan brutal, anarkis dan barbar. Masyarakat dicekam rasa ketakutan dan tidak bisa melakukan kegiatan yang normal.
Belum lagi preman-preman dan penjahat-penjahat yang menunggangi demo ini.
Mereka membakar, menghancurkan, menjarah. Pihak keamanan selalu mewanti-wanti agar demo jangan sampai ditunggangi penumpang gelap. Tapi itu kan nonsens, bagaimana mengontrol kumpulan orang yang sampai puluhan atau ratusan ribu itu?
Kita tengok ke negara tetangga, Malaysia dan Singapura. Di kedua negara itu sangat jarang ada demo. Krn di negara-negara itu ada Public Order Act dan Police Act yang segera menangkap Anda kalo tanpa izin melakukan unjuk rasa.
Apa dasar Undang-undang itu? Kepentingan orang banyak tidak boleh dikorbankan. Karena pada demo pasti akan mengusik kepentingan orang banyak. Minimal jalan menjadi macet dan membuat suara bising.
Jadi, ya itulah kalo saya menjadi presiden Jokowi, akan saya larang semua bentuk unjuk rasa. Mau dikatain rezim represif masa bodoh. Mau dikatain rezim diktator masa bodoh. Mau dimaksulkan, gak peduli. Ini karena kegeraman saya sudah sampai di ubun-ubun.
Tapi ini kan cuma khayalan saja, if I were president Jokowi. Jadi cuma bisa menulis uneg-uneg belaka.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews