Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK melakukan Operasi Tangkap Tangan atau OTT kepada Deputi Kemenpora dan Sekjen KONI. Menetapkan tersangka baik kepada pihak Kemenpora maupun KONI.
KPK menetapkan lima tersangka, yaitu Deputi IV Kemenpora Mulyana dan Pejabat Pembuat Komitmen Adhi Purnomo, staf Eko Triyanto, dari pihak KONI, Sekjen Ending Fuad dan Bendahara Jhonny E. Awuy.
Ketiga tersangka dari pihak Kemenpora diduga menerima Fee dari dana hibah untuk KONI. Fee tersebut sebagai komitmen atas pencairan dana hibah dari Kemenpora kepada KONI sebesar Rp17,9 milyar. Rupanya pemberian dana hibah tersebut tidak geratis, tapi harus ada setoran atau suap kalau ingin dana hibah itu cair.
Dari keterangan KPK yang disampaikan oleh Saut Situmorang, kasus dana hibah akan dikembangkan dan tidak menutup kemungkinan ada tersangka baru.
Menurut Saut Situmorang, berdasarkan pemeriksaan awal kepada tersangka, KPK mengendus ada keterlibatan Mempora Imam Nahrawi dalam kasus dana hiba tersebut. Bahkan yang bersangkutan memiliki peran yang sangat signifikan terkait pencairan dana hibah kepada KONI.
"Saya belum bisa simpulkan itu tapi indikasinya memang peranan yang bersangkutan (Menpora) signifikan ya," kata Wakil Ketua KPK, Saut Situmorang di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (19/12/2018).
Sepertinya KPK memberikan sinyal-sinyal akan adanya tersangka baru, dan tersangka baru itu dari petinggi di Kemenpora.
Apalagi ruangan Imam Nahrawi juga digeledah oleh KPK untuk mencari barang bukti atau bukti tambahan. Dan KPK juga membawa beberapa dokumen dari hasil penggeledahan tersebut.
Karena dana hibah yang jumlahnya Rp17,9 milyar tidak mungkin bisa cair tanpa persetujuan Menpora Imam Nahrawi.
Ngeri-ngeri sedap juga kasus dana hibah ini.
Prestasi atlit-atlit dalam perhelatan Asian Games yang diguyur dengan bonus yang milyaran untuk yang mendapat medali emas dan ratusan juta untuk medali perak dan perunggu itu semua berkat Kemenpora atau Menpora Imam Nahrawi.
Kalau sampai nanti terseret dan menjadi pesakitan oleh KPK tentu prestasi yang sudah membanggakan itu akan mencoreng yang bersangkutan.Tapi kita ikuti perkembangan selanjutnya dari KPK.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews