Sepanjang hari kemarin beredar luas video meluasnya wabah Corona di Singapura. Sampai mal besar di sana ditutup.
Besok pagi, tanggal 3 Februari, rumah sakit yang baru mulai dibangun seminggu lalu itu sudah bisa dioperasikan. Luasnya 2,5 hektar. Berkapasitas 1.300 tempat tidur.
Satunya lagi, 25 km dari yang pertama, juga mulai bisa dipakai lusa. Kapasitasnya 1.000 tempat tidur.
Inilah rumah sakit besar yang dibangun hanya dalam tujuh hari. Lokasinya di pinggiran kota Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei.
Wuhan adalah juga ”ibu kota” wabah virus Corona. Yang dimulai akhir Desember 2019. Yang sampai kemarin sudah membunuh 259 orang.Berita baiknya: jumlah yang sembuh juga kian banyak. Sudah dua hari terakhir ini pertambahan yang sembuh lebih banyak dari pertambahan yang mati.
Sebelum itu yang mati selalu lebih banyak. Tapi tanggal 30 Januari lalu pertambahan yang meninggal 43 orang. Sedang yang sembuh 47 orang.
Sehari kemudian jumlah yang meninggal bertambah 46 orang. Sedang yang sembuh bertambah 72 orang.
Coba kita lihat hari ini: apakah tren positif seperti itu terus terjadi. Atau justru berbalik lagi.
Yang jelas, jumlah yang terjangkit bertambah luar biasa. Sudah melebihi 11.000 orang. Sudah jauh lebih besar dari yang terkena virus SARS 18 tahun lalu.
Memang ada yang mengkritik pembangunan rumah sakit darurat itu telat sekali. Tapi ada juga yang memuji: mana ada yang bisa membangun rumah sakit besar hanya dalam tujuh hari.
Semula banyak yang pesimistis rumah sakit itu bisa jadi tepat waktu. Ada juga yang mengatakan itu hanya omong besar.
Maka untuk memberikan optimisme, proses pembangunan rumah sakit ini disiarkan secara langsung. Yang bisa diikuti perkembangannya lewat live streaming. Dari atas lokasi. Menggunakan drone.
Nama rumah sakit itu pun dibuat ”serem”. Yang satu diberi nama huoshenshan (Gunung Tuhan Api). Satunya lagi diberi nama Leishenshan (Gunung Tuhan Petir).
Nama-nama itu dianggap nama yang sakti untuk melawan virus Wuhan. Si Corona akan dilawan dengan Tuhannya gunung api dan Tuhannya gunung petir.
Lewat live streaming itulah seminggu lalu orang melihat lokasi tersebut masih berupa tanah kosong. Keesokan harinya lebih 100 belalai alat berat seperti menari di atasnya. Seperti penari balet kolosal yang meratakan tanah itu.
Keesoknya lagi berdatanganlah kotak-kotak seperti kontainer 40 feet. Dijejer-jejer. Lalu ditumpuk. Menjadi bangunan dua lantai.
Tentu jangan diharap bangunan ini seperti rumah sakit permanen. Ini adalah rumah sakit darurat.
Sebuah rumah sakit permanen dirancang bisa berumur 75 tahun. Rumah sakit jenis ini akan ditinggalkan begitu saja setelah wabah berakhir.Pembangunan itu bisa begitu cepat karena tidak perlu ada pekerjaan desain. Gambarnya ikut sepenuhnya Rumah Sakit Xiaotangshan. Yakni rumah sakit darurat 1.000 kamar di luar kota Beijing. Yang dibangun tahun 2003 --ketika terjadi wabah virus SARS.
Pun kelengkapan peralatan dan materialnya sangat mendukung kecepatan itu.
Kecepatan membangun seperti itu tidak baru sama sekali.
Di Provinsi Hunan itu pula pernah terjadi: membangun gedung pencakar langit hanya dalam 19 hari. Padahal gedung itu tingginya 57 tingkat.
Di Provinsi Fujian juga pernah dibangun satu stasiun kereta cepat hanya dalam waktu 9 jam. Dimulai pukul 18.30, selesai pukul 03.00.
Jumlah yang bekerja 1.500 orang. Terbagi dalam 7 unit kerja, yang sistemnya seperti ban berjalan.
Elon Musk, boss Tesla, juga geleng kepala. Giga pabrik milik Tesla di Shanghai dibangun hanya 12 bulan. Padahal pabrik mobil listrik itu luasnya 86 hektar. Januari dibangun, Desember selesai. Januari berikutnya (2020) sudah memproduksi Tesla baru.Di Indonesia, rekor yang membanggakan pernah terjadi saat membangun Hotel Mulia, Senayan. Saya juga terkagum saat itu. Tapi saya harus membuka catatan lama untuk menyebutkan rekor-rekor capaian proyek Hotel Mulia.
Dan catatan saya itu hilang.
Demikian juga jalan tol di atas laut di Bali: dibangun dalam 13 bulan oleh kontraktor Indonesia sendiri.
Tapi kecepatan menyembuhkan orang sakit tidak bisa dihitung secara teknik seperti membangun fisik.
Setidaknya kian banyaknya yang sembuh sedikit memberikan harapan. Apalagi kian banyak juga rumor yang terbantahkan.
Sepanjang hari kemarin beredar luas video meluasnya wabah Corona di Singapura. Sampai mal besar di sana ditutup.
Saya bergegas menghubungi Robert Lai di Singapura. Untuk memastikan apakah video viral seperti itu benar adanya.
Robert pun menghubungi manajemen mal itu. Sang manajemen heran atas video vital itu. Kenyataannya mal yang dimaksud berjalan normal.
Wabah virus Corona ini memang menakutkan. Lebih-lebih kalau berita yang beredar dipercaya begitu saja.
Ketika naskah ini selesai saya tulis jam 9 tadi malam, saya ingat Julinten. Saya hubungi dia. Apakah benar mahasiswa Indonesia dipulangkan.
"Saya sudah di bandara Wuhan," jawab Julinten, mahasiswa kedokteran semester 5 asal Tana Toraja itu.
"Bagaimana cara Anda pergi dari asrama mahasiswa ke bandara?" tanya saya.
"Dijemput bus yang disewa KBRI kita," jawabnyi.
Alhamdulillah. Puji Tuhan. Amitohu!
Dahlan Iskan
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews