Prinsip Dia dalam Politik adalah "Zero Enemy"

Sangat jarang kaum islamis punya gaya negarawan model begini. karena kebanyakan kalangan islamis sekarang justru terus menerus terjebak pada perasaan mewakili dirinya sendiri.

Sabtu, 14 November 2020 | 08:13 WIB
0
265
Prinsip Dia dalam Politik adalah "Zero Enemy"
Joe Biden dan Erdogan (Foto: Daily Sabah)

Dunia tahu bagaimana capres AS Joe Biden tahun lalu mengungkapkan keinginannya mendongkel Erdogan jika dia terpilih menjadi presiden AS.

Tapi Erdogan tetaplah Erdogan, dia sudah mengucapkan selamat atas kemenangan Joe Biden.

Dia sudah memberikan selamat kepada seluruh warga AS. dan dia juga mengatakan siap bekerjasama dengan AS kedepan dibawah Biden.

Tidak ada sentimen pribadi kepada Biden walaupun Biden "memusuhi" dia terang terangan. dia tidak melakukan sikap kerdil yang sama kepada Biden.

Erdogan tetap fokus dengan narasi kebangsaan yang besar dan tidak membiarkan orang lain mencuri sikap kenegarawanan nya.

Erdogan tidak mau bergerak berdasarkan ritme orang lain, fokus dia mencari kawan sebanyak banyaknya dan bekerjasama dengan siapapun demi kebesaran cita cita Turki.

Dia fokus dengan cita cita besar Turki 2023 dst. dia tidak terpengaruh sama sekali dengan manuver orang lain yang ingin menggiring dia ke ring politik dengan emosi dan amarah.

Dia sangat fokus dengan semua cita cita besar Turki dan tidak membiarkan negara lain mengganggu fokusnya. termasuk AS dan Biden.

Politik zero enemy dan sikap kolaboratif inilah yang membuat Erdogan memiliki nafas yang lebih panjang. politik yang elegan bahkan saat berhadapan dengan orang paling jahat sekalipun.

Jiwa besar dan sikap negarawan inilah yang membuat banyak pemimpin dunia menaruh respek yang tinggi kepada dia. sekaligus membuat teman temannya semakin percaya diri mengajaknya bekerjasama.

Sangat jarang kaum islamis punya gaya negarawan model begini. karena kebanyakan kalangan islamis sekarang justru terus menerus terjebak pada perasaan mewakili dirinya sendiri, golongannya, dan partainya.

Sehingga jarang dari mereka yang mampu merealisasikan narasi narasi besar bangsa dan totally blended dengan negara. karena selalu ada gap yang menjadi penghalang yakni perasaan merasa mewakili jamaah tertentu dan kelompok tertentu saja.

Tengku Zulkifli Usman