Bagi Israel penarikan tentara AS dari Suriah Utara sama saja kemenangan bagi Iran di Suriah. Dan tahu sendiri Iran adalah musuh bebeyutan Israel.
Pasca keputusan presiden Donald Trump menarik pasukan atau tentara AS dari wilayah Kurdi di Suriah Utara, bukan hanya disesalkan oleh milisi Kurdi atau YPG, akan tetapi sekutu sejatinya yaitu Israel. Ia juga sangat kecewa. Bahkan, Donald Trump menjadi bulan-bulanan olok-olok media di Israel terkait penarikan tentara AS dari Suriah Utara atau wilayah Kurdi.
Kurang lebih media-media di Israel mengejek keputusan Donald Trump seperti: "Sekarang Kurdi yang dikhianati oleh AS, dan bisa jadi, Israel juga bisa dikhianati."
Hubungan Amerika pasca keputusan Donald Trump menarik pasukannya dari Suriah Utara membuat khawatir Israel. Karena politik dalam negerinya juga lagi tidak kondusif. Sampai sekarang Benjamin Netanyahu belum berhasil membentuk pemerintahan pasca hasil pemilu putaran kedua. Apalagi Benjamin Netanyahu juga lagi menghadapi tuntutan hukum. Benjamin Netanyahu juga merasa ditinggalkan oleh Donald Trump.
Mengapa Israel kecewa dengan Donald Trump atau Amerika terkait penarikan tentara AS dari Suriah Utara?
Bagi Israel penarikan tentara AS dari Suriah Utara sama saja kemenangan bagi Iran di Suriah. Dan tahu sendiri Iran adalah musuh bebeyutan Israel. Iran lah menjadi pemenang setelah AS menarik pasukan dari Suriah Utara.
Bahkan ketika Hizbullah membuat perhitungan dengan Israel dan menyerang kendaraan lapis baja tentara Israel, Israel tidak berani membalasanya karena kalau membalas bisa memicu atau memantik perang antara Hizbullah dan Israel jilid dua. Dan perang ini sangat tidak diharapkan oleh Israel.
Bukan saja kemenangan bagi Iran tapi juga kemenangan bagi Rusia di Suriah, karena dua negara ini menjadi sekutu Bashar al Assad. Dan dengan AS menarik tentaranya, maka Iran dan Rusia bisa lebih leluasa menancapkan pengaruhnya di Suriah.
Bahkan serangan Israel dengan pesawat tempurnya ke wilayah Suriah sering dihalau atau digagalkan oleh pesawat tempur Rusia. Keadaan ini menambah Israel semakin kecewa dan was-was karena tidak ada sekutu dekatnya yaitu AS di wilayah Suriah.
Tanpa kehadiran pasukan AS di Suriah, Israel tidak akan berani macam-macam lagi dengan Suriah dan merasa tidak ada dukungan dan merasa ditinggalkan.
Kalau kekuatan Iran semakin kuat di Suriah, tentu ini menjadi ancaman tersendiri bagi Israel. Apalagi senjata-senjata Iran sanggup menjangkau wilayah Israel. Inilah yang membuat kecewa Israel atas penarikan tentara AS dari Suriah Utara.
Kalau perang antara Iran dan Israel pecah di Suriah dan tanpa bantuan AS, Israel tidak yakin bisa memenangkan pertempuran tersebut, apalagi ada juga Hizbullah yang menjadi sekutu Iran siap mengganyang Israel.
Dan sekarang Donald Trump mengutus menteri luar negerinya yaitu Mike Pompeo untuk bertemu dengan Benjamin Netanyahu untuk meredakan ketegangan antara Amerika dan Israel pasca penarikan tentara AS dari Suriah Utara. Lawatan Mike Pompeo ini setelah pertemuannya dengan presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Inilah rumitnya politik Timur Tengah.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews