Pemimpin yang sukses adalah pemimpin yang berhasil membangun negara ke level terbaik di tataran Internasional.
Presiden Rusia mulai menjabat secara resmi tahun 2000. Sudah jalan 22 tahun.
Sedangkan Presiden Erdogan mulai menjadi orang nomor satu Turki dari tahun 2002. Sudah berjalan 20tahun.
Dalam konstitusi Turki yang baru, Erdogan diperbolehkan menjadi Presiden Turki hingga 2028 maksimal.
Sedangkan dalam konstitusi Rusia yang baru, Putin diperbolehkan menjabat sampai 2036 jika Putin mau.
Bahkan ada aspirasi dari rakyat Rusia dan Turki, agar kedua pemimpin mereka diperbolehkan menjabat seumur hidup.
Soal aspirasi ini, Erdogan sudah dengan jelas menolak. Erdogan mengatakan hanya akan menjabat sampai 2028 maksimal jika rakyat berkehendak. Demi kesehatan demokrasi.
Sedangkan Putin gak mau ambil pusing soal masa jabatannya. Gak mau membahas soal masa jabatannya. Its very easy for Putin. Karena memang secara realitas di lapangan, rakyat Rusia mayoritas mendukung Putin seumur hidup.
Kedua pemimpin ini sama sama punya prestasi diatas rata rata pemimpin lain di dunia. Prestasi mereka begitu dirasakan oleh rakyatnya.
Erdogan mengembalikan kekuatan Turki menjadi salah satu negara paling kuat sekarang di muka bumi hanya dalam waktu 20tahun.
Sedangkan Putin berhasil mengembalikan kejayaan Rusia dengan waktu yang relatif singkat: 22tahun.
Kedua orang ini sama sama "musuh" AS dan NATO secara langsung atau tidak. Karena Erdogan dan Putin punya prinsip yang sama: berdaulat dan tidak mau di dikte siapapun termasuk AS dkk.
Kedua orang ini sama sama dianggap menjadi ancaman bagi negara adidaya, karena di tangan mereka berdua, negara Rusia dan Turki sama sama mencapai kegemilangan mereka.
Pemimpin yang sukses adalah pemimpin yang berhasil membangun negara ke level terbaik di tataran Internasional. Dan disaat yang sama mampu mengurus kesejahteraan rakyat mereka di dalam negeri.
Tengku Zulkifli Usman
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews