Berarti harapan kemerdekaaan bangsa Palestina (Islam dan Kristen) bisa terwujud di masa Joe Biden.
Sepertinya apa yang dilakukan Presiden Amerika Serikat (AS) ke-45 Donald Trump di masa empat tahun kekuasaannya usai sudah, juga dengan berbagai kebijakannya yang pernah diputuskannya selama empat tahun.
Kalau tentang pemboikotan beberapa medis on line, boleh saja diubah Trump dengan membuat media on line baru, karena bagi dirinya tidak sulit mengeluarkan biaya, karena ia adalah seorang milyader. Tetapi yang sangat menyakitkan Trump adalah pembatalan kebijakannya di era Joe Biden. Banyak keputusan Trump yang dibatalkan Biden.
Yang menarik adalah upaya perdamaian antara Palestina-Israel akan dilanjutkan. Ini kunci penting dalam usaha perdamaian di Timur Tengah, di mana akan hadir sebuah harapan Negara Palestina Merdeka dan Berdaulat akan lahir di Era Pemerintahan Joe Biden, Presiden AS ke-46.
Harapan akan tercapainya kesepakatan perdamaian antara Palestina dan Israel telah dinyatakan telah dinyatakan Duta Besar AS di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Richard Mills pada hari Selasa, 26 Januari 2021.
"Di bawah pemerintahan baru, kebijakan AS akan mendukung solusi dua negara yang disepakati bersama di mana Israel-Palestina hidup damai dan aman berdampingan," ujar Richard Mills.
Berarti harapan kemerdekaaan bangsa Palestina (Islam dan Kristen) bisa terwujud di masa Joe Biden. Secara pribadi perjumpaan saya yang waktu itu sebagai wartawan luar negeri Harian "Suara Karya," di mana harapan Duta Besar Palestina untuk Indonesia Ribhi Y Awad kepada saya pada tanggal 23 Februari 1997 benar-benar terwujud. Mengharapkan rakyat Palestina akan terwujud, yaitu merdeka penuh secara "de facto" dan "de jure."
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews