Yang bisa dilakukan Indonesia hanya memberi bantuan kemanusiaan dan membantu lewat panggung internasional yaitu PBB-terkait isu Palestina.
Isu Palestina dan Israel adalah isu yang sangat menarik dan juga sangat sensitif. Bahkan isu ini pun melahirkan perdebatan bukan di meja perundingan di PBB tapi perbebatan di media sosial sesama anak bangsa yaitu Indonesia.Ada yang membela Palestina dan ada juga yang mendukung berdirinya negara Israel.
Ada sesuatu yang menarik dalam perdebatan di media sosial,bagi yang mendukung atau bersimpati berdirinya negara Israel akan mendapat julukan "Zionis sawo matang". Julukan ini ditujukan kepada masyarakat Indonesia yang mendukung berdirinya negara Israel.
Sedangkan-bagi yang mendukung atau bersimpati kepada berdirinya negara Palestina menyeyahkan atau meleyapkan Israel dari "tanah Palestina" adalah harga mati atau tidak bisa ditawar atau di negosiasikan.
Sesuatu yang diributkan itu letaknya sangat jauh dari Indonesia, sedangkan negara tetangga Palestina sendiri malah menjalin hubungan diplomatik dengan Israel. Seperti Mesir, Yordania, Turki dan Arab Saudi sendiri juga menjalin komunikasi dengan Israel. Hanya negara Suriah yang dari awal sampai sekarang yang tidak mengakui negara Israel. Konsisten.
Terus posisi negara kita yaitu Indonesia berada di mana terkait isu Palestina dan Israel?
Ternyata Indonesia menyetujui penyelesaian konflik itu dengan solusi dua negara yaitu Palestina dan Israel. Indonesia dari zaman presiden pertama mengakui berdirinya negara Palestina dan tidak mengakui negara Israel. Makanya Indonesia sampai sekarang belum mempunyai hubungan diplomatik dengan Israel.
Bahkan, kalau ada pemerintahan yang berani membuka hubungan diplomatik dengan Israel bisa "jatuh pemerintahannya" karena pasti akan ada demo yang berjilid-jilid.
Padahal dari presiden pertama yaitu Bung Karno sampai permerintahan Jokowi sudah hampir 74 tahun-tidak ada kemanjuan diplomatik terkait konflik antara Palestina dan Israel.
Bagiamana Indonesia mau memperjuangkan Palestiana kalau komunikasi kepada Israel tidak ada atau tidak dibuka? Sedangkan di satu sisi kalau membuka hubungan dengan Israel-sama saja mengakui berdirinya negara Israel.
Yang bisa dilakukan Indonesia hanya memberi bantuan kemanusiaan dan membantu lewat panggung internasional yaitu PBB-terkait isu Palestina.
Pernah ,wakil presiden Jusuf Kalla menyampikan pemikirannya terkait Palestina. Intinya, kalau ingin membela atau memperjuangkan Palestina merdeka, maka harus menjalin hubungan dengan Israel. Yang jadi pertanyaan: apakah ada pemerintahan yang berani membuka hubungan diplomatik dengan Israel?Tidak ada yang berani!
Nah, baru-baru ini dalam film dokumenter PBS “The Crown Prince”, terungkap bahwa Putra Mahkota Saudi yaitu Mohammed bin Salman (MbS) berjanji akan mengakui berdirinya negara Israel atau menormalisasi hubungan resmi yaitu membuka kedutaan di Israel kalau Amerika membantu Kerajaan untuk "mengalahkan Iran dan menjadikan dirinya sebagai pemimpin negara dikawasan timur tengah atau Arab".
Seperti kita ketahui, hubungan Iran dan Arab Saudi memang tidak harmonis, bukan semata-mata karena berbeda "ras" atau aliran, akan tetapi Arab Saudi ingin menjadi pemimpin bangsa Arab di kawasan timur tengah. Seperti yang diinginkan oleh mendiang presiden Saddam Hussein dahulu.
Dalam film dokumenter tersebut terjadi kesepakatan atau deal antara Putra Mahkota Mohammed bin Salman dengan presiden Donald Trump waktu berkunjung ke Riyadh pada Mei tahun 2017. Intinya Arab Saudi ingin Amerika menyerang Iran dan menjadikan Putra Mahkota MbS sebagai pempimpin kawasan timur tengah.
Dan sebagai gantinya atau imbalannya Arab Saudi akan membantu Amerika dalam konflik Palestina dan Israel. Dan mengakui berdirinya negara Israel dan menormalisasi hubungan dua negata tersebut.Arab Saudi juga akan membantu konflik penyelesaian seperti proposal yang diajukan oleh Donald Trump yang terkenal dengan nama"kesepakatan abad ini" yang menjadi juru rundingnya menantu Donald Trump yaitu Jared Kushner.
Tapi sepertinya kesepakatan dan deal antara presiden Donald Trump dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman-gagal total atau tidak berjalan sesuai rencana.
Iran terlalu kuat bagi Arab Saudi,bahkan menghadapi Houthi saja sudah kewalahan dan keteteraan, sekalipun pangeran Arab pernah sesumbar bisa melenyapkan Iran kurang dari delapan jam.
Malah berita terbaru, Arab Saudi lewat negara perantara yaitu Irak dan Pakistan mengirim surat kepada presiden Iran untuk berdialog mencari solusi ditengah ketegangan dua negara tersebut.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews