Trump Masih Saingan Berat Pilpres AS Berikutnya

Pengakuan Carroll menyebutkan dirinya saat itu tak sengaja berpapasan dengan Trump saat sedang belanja di pusat perbelanjaan "Bergdorf Goodman"di Manhattan, New York.

Minggu, 14 Februari 2021 | 16:30 WIB
0
300
Trump Masih Saingan Berat Pilpres AS Berikutnya
Trump dan Biden

Mantan Presiden Amerika Serikat (AS)  Donald Trump untuk kedua kalinya lolos dari sidang pemakzulan. Ini menjadi yang kedua kalinya dalam setahun, Trump lolos dari sidang pemakzulan.

Senat AS menyatakan mantan presiden Donald Trump tidak bersalah pada Sabtu, 13 Februari 2021. Para Senator Republik "menyelamatkan" Trump, yang dituduh ikut berperan dalam menghasut para pendukungnya untuk menyerang Gedung Capitol pada Januari 2021 lalu.

Senat memutuskan dengan suara 57-43 dalam sidang pemakzulan yang berlangsung lima hari. Hanya 57 senator yang menyatakannya "bersalah". Duapertiga mayoritas dibutuhkan dalam Senat yang beranggotakan 100 anggota.

Dalam pemungutan suara itu, hanya tujuh dari 50 Senator Republik yang mendukung faksi Demokrat dalam menyatakan Trump bersalah.

Senat AS adalah majelis tinggi pada Kongres AS yang bersama-sama dengan DPR AS membentuk lembaga legislatif AS. Kantor Senat berlokasi di sayap utara Gedung Capitol, di Washington, DC. Lembaga ini pertama kali bersidang pada tahun 1789.

Perlu digarisbawahi, meski DPR dua kali telah memakzulkan Trump, itu bukan berati telah selesai dan Trump bisa dimakzulkan. Putusan akhir dimakzulkan atau tidak, tergantung dari putusan Senat AS.

Begitu pula pemakzulan pertama Donald Trump, yang telah dilaksanakan pada tanggal 18 Desember 2019 setelah DPR AS menyetujui pasal pemakzulan atas dasar penyalahgunaan kekuasaan dan menghalang-halangi Kongres AS (Senat AS dan DPR AS).

Penyelidikan pemakzulan oleh DPR AS  waktu itu menemukan bahwa dalam skandal Trump–Ukraina, Trump meminta campur tangan asing dalam Pemilihan Umum (Pemilu) Presiden AS 2020 yang menguntungkan pencalonan dirinya.

Kemudian Trump menghalang-halangi penyelidikan dengan menyuruh sejumlah pejabat mengabaikan surat permintaan dokumen dan surat pemanggilan saksi. Tim penyidik melaporkan bahwa Trump menyetop bantuan militer dan undangan kunjungan ke Gedung Putih agar Ukraina melakukan penyelidikan resmi terhadap politikus saingan Trump. Usaha DPR AS waktu ini pun gagal di Senat AS.

Berarti pula Trump bisa kembali menjadi saingan berat Presiden AS ke-46 sekarang ini, Joe Biden untuk empat tahun mendatang. Karena jika Trump berhasil dimakzulkan berakibat ia tidak dapat mencalonkan diri lagi. Juga pengawalan dan gajinya sebagai mantan presiden akan dihentikan.

Trump juga Lolos dari Isu Perselingkuhan

Tidak seperti Presiden AS sebelumnya, sebut saja ada beberapa orang mantan Presiden AS yang terkena skandal dengan perempuan lainnya, sebut saja skandal mantan Presiden AS Bill Clinton dan John F. Kennedy, skandal Trump pun tidak berdampak kepada dirinya.

Masih ingat jelang Pilpres AS 2020 ? Waktu itu Calon Presiden (Capres) dari Partai Republik AS Donald Trump,  sudah diterpa isu tidak menyenangkan tentang perempuan. 

Perempuan yang dimaksud adalah E. Jean Carroll. Ia di dalam cerita sampul minggu depan majalah New York _ menampilkan potretnya. Terlihat memakai mantelnya untuk pertama kali sejak ia bertemu Trump.

Mantel penuh kenangan dengan Trump itu baru pertama dipakainya untuk majalah tersebut. Waktu itu usia Carroll 52 tahun, sedangkan Trump sekitar 49 atau 50 tahun. Carroll waktu itu berprofesi sebagai kolumnis majalah mode Elle. Ia menyebut insiden itu terjadi di sebuah kamar pas di pusat perbelanjaan New York sekitar lebih dari 20 tahun lalu.

Seperti dilansir AFP, Sabtu,  22 Juni 2019 waktu itu, Carroll kini berusia 75 tahun. Bahkan disebutkan Kantor Berita Prancis itu,  ini menjadi perempuan ke-16 yang menuduh Trump atas tindak kekerasan atau pelecehan seksual.

Trump langsung membantah keras tuduhan ini dengan menyatakan tidak pernah bertemu dengan Carroll. Tuduhan terhadap Trump ini disampaikan dalam kutipan buku terbaru Carroll yang diterbitkan oleh "New York Magazine" pada Jumat, 21 Juni 2019. 

Menurut Carroll dalam kutipan bukunya, tindak serangan seksual terhadap dirinya terjadi sekitar tahun 1995 atau 1996 lalu. Saat itu, Trump masih menjadi pengembang real estate terkemuka dan Caroll merupakan penulis majalah terkenal dan host sebuah acara televisi.

Pengakuan Carroll menyebutkan dirinya saat itu tak sengaja berpapasan dengan Trump saat sedang belanja di pusat perbelanjaan "Bergdorf Goodman"di Manhattan, New York. Carroll menyebut bahwa pertemuan itu awalnya penuh nuansa persahabatan.

Disebutkan Carroll, Trump saat itu meminta saran kepadanya soal membeli sebuah lingerie untuk seorang perempuan yang tidak disebut namanya. Kemudian dengan nada bercanda, Trump menyebut bahwa Carroll harus mencobanya terlebih dulu. Carroll menanggapi perkataan ini sebagai candaan dan ketika dia masuk ke dalam kamar pas, Trump langsung bertindak agresif terhadapnya.

"Saat pintu kamar pas ditutup, dia (Trump-red) menyergap saya, mendorong saya hingga ke dinding, membuat kepala saya terbentur cukup parah dan menempatkan mulutnya di bibir saya," tulis Carroll dalam bukunya.

Menurut Carroll, dirinya berusaha melawan hingga akhirnya berhasil mendorong Trump, lalu berlari keluar dari kamar pas.

Iya Donald Trump bernasib baik. Sekarang, selama empat tahun pemerintahannya, Joe Biden harus berhati-hati. Jika kebijakannya luar negerinya berhasil, terutama mengajak Palestina-Israel berunding di mana di masa Trump tidak pernah terjadi, apalagi bisa mewujudkan Negara Palestina menjadi negara merdeka dan berdaulat, kita yakin di Pemilu AS empat tahun lagi, Biden terpilih kembali untuk periode berikutnya.

***