Di pilpres mendatang, peluang Eric Zemmour ini tidak besar untuk menang. Macron masih di unggulkan walaupun angka kemenangan Macron juga tidak terlalu signifikan.
Calon presiden radikal sayap kanan Prancis Eric Zemmour mengatakan, bahwa jika dia terpilih sebagai presiden Perancis tahun depan, maka dia akan melarang semua muslim di sana memberi nama Muhammad kepada anak anaknya.
Saat ini ada lebih 6 juta muslim di negara Perancis. Eric Justin Leon Zammor adalah penulis, jurnalis dan seorang politisi yang lebih radikal daripada Marine Le Pen.
Rasisme terhadap muslim di Perancis adalah salah satu yang terburuk di dunia. Di titik inilah Perancis dan Turki sering ribut.
Perancis juga berambisi menguasai negara negara muslim di Afrika dengan mental menjajah. Di titik ini juga Turki bersitegang dengan Perancis di Afrika.
Perancis juga yang mendalangi 4 kudeta di Afrika baru baru ini: Chad, Mali, Tunisia dan Guinea Chanokry.
Baik di dalam atau di luar negeri, Prancis anti Islam dan sangat phobia dengan muslim. Padahal jika 6juta muslim Prancis melawan, maka Prancis akan kelimpungan.
Di pilpres mendatang, peluang Eric Zemmour ini tidak besar untuk menang. Macron masih di unggulkan walaupun angka kemenangan Macron juga tidak terlalu signifikan.
Kalau membandingkan Capres Zemmour dan Presiden Macron soal rasisme kepada muslim, keduanya beda beda tipis. Satu anjing galak satu lagi anjing gila.
Tengku Zulkifli Usman.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews