Rusia mengintervensi Kazakhstan untuk memadamkan pendemo, karena memang Rusia punya aset-aset strategis di Kazakhstan.
Kazakhstan mengalami dilema dalam mengatasi kerusuhan beberapa hari lalu.
Walaupun kerusuhan ini saat ini sudah terkendali, namun kondisi politik di Kazakhstan tetap belum stabil dan kondusif.
Dilema pertama, karena Kazakhstan memang bukan negara demokratis. Ini negara dengan kediktatoran yang akut.
Dilema kedua, negara ini masih sangat bergantung kepada Rusia. Hampir semua sektor Kazakhstan bekerjasama dengan Rusia.
Di sisi lain, Kazakhstan juga masih mempertahankan hubungan baik dengan AS dan sekutunya di NATO.
Presiden Tokayev yang saat ini memimpin Kazakhstan adalah presiden kedua negara itu sejak negara itu merdeka hasil pecahnya Uni Soviet.
Hampir tidak ada pemilihan umum di Kazakhstan yang berjalan adil, transparan dan terbuka. Semua pemilu hanya seremonial.
Dengan penduduk yang sedikit dan negara yang kaya, harusnya Kazakhstan menjadi negara kaya dan sejahtera.
Namun faktanya, Kazakhstan masih menjadi negara menengah dengan income per kapita rata rata penduduk nya ril hanya berada di angka dibawah 10.000 USD/tahun.
Ekonominya krisis, politiknya tidak demokratis, korupsi yang menggurita, membuat negara ini berpeluang ricuh dan tidak bisa di tebak.
Rusia mengintervensi Kazakhstan untuk memadamkan pendemo, karena memang Rusia punya aset aset strategis di Kazakhstan.
Tapi dilain sisi, ada 20rb orang tidak dikenal melakukan kerusuhan di Kazakhstan baru baru ini dan tidak diketahui berasal darimana.
Kazakhstan meminta tolong Rusia, dan Rusia membantu mengintervensi langsung Kazakhstan dengan mengirimkan 3.000 tentaranya kesana.
Di bawah bendera CSTO yang saat ini beranggotakan 6 negara pecahan Soviet dan Rusia itu sendiri. Kazakhstan sedang bekerja menstabilkan keadaan.
CSTO sendiri saat ini dipimpin oleh presiden Armenia Nikol Pasyinyan. CSTO sendiri adalah lawannya NATO.
Kazakhstan jika tidak berdiri sendiri dan membebaskan diri dari Rusia. Maka akan sangat besar berpeluang menjadi Libya selanjutnya. Karena mayoritas rakyat Kazakhstan justru menginginkan Kazakhstan berkiblat ke Turki daripada ke Moskow.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews