Unimus Semarang Catat Prestasi, Dua dosen Terpilih Lolos Seleksi Ikuti Program Nasional Penulisan Paten

Minggu, 31 Agustus 2025 | 09:17 WIB
0
12
Unimus Semarang Catat Prestasi, Dua dosen Terpilih Lolos Seleksi Ikuti Program Nasional Penulisan Paten
Dosen dari Kota Solo Prima Trisna Aji Berhasil Mendapatkan Penghargaan “The Best Papper Presenter Award” di Malaysia

Semarang – Prestasi membanggakan kembali diraih Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus). Dua dosennya berhasil lolos seleksi Program Pelatihan Penulisan Deskripsi Permohonan Paten (PDPP) 2025 yang diselenggarakan Direktorat Hilirisasi dan Kemitraan, Ditjen Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi.

Keduanya adalah Prima Trisna Aji, dosen Program Studi Spesialis Medikal Bedah, dan Mudyawati Kamaruddin, dosen Program Magister Unimus. Mereka terpilih menjadi bagian dari 50 peserta nasional dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.

Pelatihan akan digelar pada 2–4 September 2025 di Edutorium KH. Ahmad Dahlan, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Selama tiga hari, peserta akan mendapatkan pembekalan seputar administrasi pengajuan paten, strategi penelusuran informasi paten, hingga praktik langsung menulis deskripsi paten bersama fasilitator berpengalaman tingkat nasional.

Prima Trisna Aji mengaku bersyukur bisa dipercaya mengikuti program bergengsi ini. “Alhamdulillah, kesempatan ini menjadi motivasi untuk melahirkan karya paten sederhana yang bermanfaat bagi masyarakat. Beberapa rancangan sudah saya siapkan dan berharap bisa segera direalisasikan,” ujarnya.

Hal senada disampaikan Mudyawati Kamaruddin. Menurutnya, pelatihan ini merupakan langkah penting untuk meningkatkan kualitas riset Unimus. “Kami ingin kontribusi kampus semakin nyata, khususnya melalui karya intelektual yang aplikatif dan bisa langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” ungkapnya.

Program PDPP memang ditujukan untuk mendorong terciptanya paten sederhana, yaitu invensi yang praktis, mudah diterapkan, dan cepat dihilirisasikan ke dunia industri. Pemerintah menilai, paten sederhana merupakan jembatan antara riset akademik dengan kebutuhan nyata masyarakat.

Dengan keberhasilan dua dosen ini, Unimus optimistis akan semakin banyak inovasi lahir, khususnya di bidang kesehatan dan pendidikan. Pencapaian tersebut sekaligus meneguhkan komitmen kampus dalam memperkuat budaya riset dan pengabdian kepada masyarakat.