PENDIDIKAN YANG BERPUSAT PADA SISWA
Salah satu alasan yang diberikan oleh pendidik progresif untuk menurunkan persyaratan pengajaran adalah, bahwa dengan tingkat pendaftaran yang lebih tinggi di sekolah menengah dan pasca-sekolah menengah, dan dengan siswa yang berasal dari seluruh kalangan masyarakat, tingkat kehadiran rata-rata tidak dapat setinggi sebelumnya. Pemahaman ini salah. Dalam masyarakat demokratis, tujuan sekolah negeri adalah untuk memungkinkan mereka yang tidak memiliki sarana untuk mendapatkan kesempatan menerima pendidikan -bukan untuk menurunkan standar akademis, yang menyebabkan pembelajaran setiap orang menjadi mengenaskan. Progressivisme mengklaim bahwa mata pelajaran klasik yang “tidak berguna” seperti bahasa Yunani dan Latin harus diganti dengan mata pelajaran yang lebih kontemporer, tetapi pada akhirnya, sebagian besar sekolah tidak memperkenalkan mata pelajaran berkualitas tinggi dalam mata pelajaran yang berguna untuk kehidupan modern, seperti matematika, ekonomi, dan sejarah modern. Reformasi kurikulum dan metode pengajaran yang dianjurkan oleh pendidik progresif menipu siswa yang belum mendapat informasi yang baik, serta orang tua yang tunduk pada sekolah, guru, dan mereka yang disebut ahli.
Beberapa metode pengajaran yang dikemukakan oleh pendidikan progresif berguna bila diterapkan pada beberapa mata pelajaran dan bidang pembelajaran. Namun, ketika kita melihat gerakan pendidikan progresif dan latar belakang serta hasil spesifiknya, menjadi jelas bahwa pendidikan progresif menempatkan dirinya bertentangan dengan pendidikan tradisional, sehingga mengubah pendidikan dan pada akhirnya menghancurkan siswa.
C. MERUSAK KARAKTER MORAL SISWA
Pada 20 April 1999, dua siswa di Sekolah Menengah Columbine, Colorado, membunuh dua belas siswa dan satu guru dan melukai setidaknya dua puluh lainnya dalam pembantaian yang direncanakan dengan hati-hati. Tragedi itu mengejutkan seluruh bangsa. Orang-orang bertanya-tanya mengapa kedua siswa itu melakukan serangan berdarah dingin seperti itu, menembaki teman sekelas mereka dan seorang guru yang telah mereka kenal selama bertahun-tahun.
Dengan membandingkan fenomena sosial dalam periode sejarah yang berbeda, para pendidik memperhatikan bahwa hingga tahun 1960-an, masalah perilaku umum di antara siswa AS adalah kecil, seperti keterlambatan, berbicara di kelas tanpa izin, atau mengunyah permen karet. Setelah 1980-an, ada masalah yang lebih buruk, seperti minum berlebihan, penyalahgunaan narkoba, seks pranikah, kehamilan, bunuh diri, aktivitas geng, dan bahkan penembakan sembarangan, yang mana meningkat frekuensinya sejak Columbine. Tren ini menjadi perhatian jutaan orang di Amerika Serikat dan negara lain, tetapi hanya sedikit yang memahami akar sebenarnya dari permasalahan ini, dan tidak ada yang dapat meresepkan pengobatan yang tepat untuk gangguan tersebut.
Distorsi dan kemerosotan standar moral kaum muda Amerika bukanlah kebetulan.
ATEISME DAN EVOLUSI
Fred Schwarz, pelopor aktivisme anti-komunis, mengamati, “Tiga prinsip dasar Komunisme adalah ateisme, evolusi, dan determinisme ekonomi.”²³ Ketiga elemen kunci dari ideologi komunis telah diadopsi di sekolah-sekolah negeri Amerika.
Tuhan menciptakan manusia dan meletakkan standar moral yang mengatur kehidupan manusia. Kepercayaan pada ketuhanan meletakkan dasar moralitas bagi masyarakat dan menopang keberadaan dunia manusia. Komunisme secara paksa menyebarkan ateisme dan teori evolusi di sekolah-sekolah sebagai alat perusak moralitas. Ini dipastikan terjadi di negara-negara komunis seperti Tiongkok dan bekas Uni Soviet, tetapi juga di Amerika Serikat, namun itu dilakukan secara diam-diam.
Dengan dalih pemisahan gereja dan negara, kaum kiri menentang ajaran kreasionisme²⁴ di sekolah-sekolah negeri Amerika, sementara di sisi lain mempromosikan teori evolusi. Pendidikan ini niscaya menyebabkan jumlah pemeluk agama menurun, karena anak-anak diindoktrinasi dengan gagasan bahwa teori evolusi adalah kebenaran ilmiah dan tidak perlu dipertanyakan.
Sejak 1960-an, pengadilan di seluruh Amerika Serikat telah menutup pelajaran Alkitab di sekolah negeri, sekali lagi dengan dalih pemisahan gereja dan negara. Pengadilan banding memutuskan pada 1981, bahwa siswa menikmati kebebasan berbicara, kecuali pidato tersebut adalah doa, yang pada saat itu menjadi tidak konstitusional.²⁵
Pada 1987, siswa sekolah negeri di Alaska diberitahu untuk tidak menggunakan kata “Christmas” karena kata itu mengandung kata “Kristus”. Mereka juga diberitahu bahwa mereka tidak boleh menukar kartu atau hadiah Natal tradisional. Pada 1987, pengadilan federal di Virginia memutuskan bahwa surat kabar yang mempromosikan gerakan hak-hak gay dapat didistribusikan di sekolah menengah, tetapi surat kabar keagamaan dilarang. Pada 1993, seorang guru musik sekolah dasar di Colorado Springs dilarang untuk mengajarkan lagu-lagu Natal karena dugaan pelanggaran pemisahan gereja dan negara bagian.²⁶
Materi pengajaran dan tes di Amerika Serikat telah mengalami revisi ekstensif karena orientasi anti-teis dari sistem pendidikan, dikombinasikan dengan beberapa dekade ketepatan politik. Pada 1997, Diane Ravitch, seorang sejarawan pendidikan, adalah anggota Dewan Pengatur Penilaian Nasional, yang mengelola tes federal di sekolah. Dia memperhatikan bahwa bagian-bagian dalam tes membaca telah dihapus oleh editor untuk menghilangkan laki-laki kulit putih sebagai pahlawan atau referensi ke agama Kristen. Kebenaran bahwa “Tuhan membantu mereka yang membantu diri mereka sendiri” diubah menjadi “seseorang harus mencoba menyelesaikan masalah untuk diri mereka sendiri kapan pun memungkinkan”.²⁷
Di satu sisi, sistem pendidikan publik Amerika mencabut kepercayaan kepada Tuhan dari sekolah-sekolah dengan dalih menjunjung tinggi pemisahan gereja dan negara. Di sisi lain, evolusi, dengan celah-celahnya yang belum terselesaikan, dianggap sebagai kebenaran yang terbukti dengan sendirinya untuk ditanamkan pada anak-anak yang tidak memiliki persiapan mental atau pertahanan. Anak-anak cenderung percaya pada otoritas gurunya.
Para orang tua yang beragama mengajari anakanaknya untuk menghormati orang lain, tetapi anak-anak yang ditanamkan dengan teori evolusi cenderung menentang pendidikan agama yang diberikan oleh orang tua mereka. Paling tidak, mereka tidak lagi menganggap serius ajaran agama orang tua mereka. Akibatnya, pendidikan menjauhkan anak-anak dari orang tua yang beragama. Ini adalah masalah paling menantang yang dihadapi keluarga dengan keyakinan agama dalam hal pendidikan anak-anak mereka, dan ini adalah aspek paling jahat dari sistem pendidikan anti-teistik.
IDEOLOGI KOMUNIS
Bab Lima dari buku ini menggambarkan sifat ketepatan politik: Ia bekerja seperti pemikiran polisi komunisme, menggunakan seperangkat standar politik yang menyimpang untuk menggantikan standar moral yang otentik. Sejak 1930-an, ketepatan politik telah memainkan peran dominan dalam sistem pendidikan Amerika. Ketika dipraktikkan, ia datang dalam berbagai bentuk, beberapa di antaranya sangat menipu.
E. Merrill Root, penulis Brainwashing in the High Schools: An Examination of Eleven American History Textbooks (Pencucian Otak di Sekolah Menengah: Suatu Penyelidikan pada Sebelas Buku Pelajaran Sejarah Amerika), yang diterbitkan pada 1958, melakukan penelitian ke dalam sebelas perangkat bahan pengajaran sejarah yang digunakan di Illinois antara tahun 1950 dan 1952, serta menemukan bahwa mereka mencirikan sejarah Amerika sebagai perebutan kekuasaan antara kaya dan miskin, antara sedikit yang memiliki hak istimewa dan yang tidak mampu. Ini adalah inti dari determinisme ekonomi Marxian.²⁸
Pada 2013, sebuah distrik sekolah di Minnesota mengadopsi sebuah proyek bernama All for All, yang mengalihkan fokus pengajaran ke arah ketidaksetaraan ras dan pendapatan. Ideologi ini menyalahkan kinerja siswa yang buruk pada diskriminasi ras atau pendapatan yang sistemik. Proyek menuntut agar semua kegiatan pengajaran didasarkan pada peningkatan kesetaraan ras dan pendapatan, serta hanya guru dan administrator yang sangat menyadari masalah terkait dengan ketidaksetaraan ini yang dipekerjakan. Proyek ini dirancang untuk siswa dari pra-TK hingga kelas dua belas. Kelas bahasa Inggris kelas sepuluh berfokus pada tema penjajahan dan imigrasi, serta “konstruksi sosial” ras, kelas, dan jenis kelamin. Kerangka kerja kelas sebelas menyatakan, “Pada akhir tahun, Anda akan ... belajar bagaimana menerapkan lensa marxis [dikutip seperti aslinya], feminis, pasca-kolonial [dan] psikoanalitik ... ke sastra.”²⁹
Pada Juli 2016, California mengadopsi kerangka ilmu sosial baru untuk sekolah dasar dan menengah. Kerangka yang sudah condong ke kiri direvisi menjadi lebih menyerupai propaganda ideologis sayap kiri. Konten yang harus ditekankan dalam kursus sejarah dan ilmu sosial - seperti semangat pendiri Amerika, dan sejarah militer, politik, dan diplomatik - dipermudah atau diabaikan. Sebaliknya, nilai-nilai budaya tandingan tahun 1960-an disorot dengan penuh semangat dan dibuat tampak seperti prinsipprinsip dasar bangsa. Kurikulum juga mengartikulasikan kerangka anti-tradisional yang jelas tentang masalah seks dan keluarga.
Ambil contoh kursus kelas sebelas, misalnya. Kerangka baru tersebut mengklaim bahwa fokusnya adalah pada gerakan hak ras minoritas, suku, dan agama, serta wanita dan lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) Amerika. Kenyataannya, agama jarang disebutkan, tetapi banyak yang menulis tentang minoritas seksual. Kelompok LGBT dimasukkan pertama kali dan diberi bagian yang signifikan dari kursus sejarah kelas sebelas. Bagian LGBT ditulis dengan nada yang jelas mendukung pembebasan seksual. Misalnya, dalam diskusi tentang AIDS, dikemukakan bahwa ketakutan masyarakat terhadap penyakit tersebut melemahkan gerakan hak-hak sipil dan pembebasan seksual.³⁰
Konten seksual menempati banyak bagian, memeras konten lain yang jauh lebih layak untuk diperhatikan kaum muda. Misalnya, dalam kursus tentang Perang Dunia I, siswa hampir tidak mengetahui tentang peran penting yang dimainkan oleh Angkatan Darat AS, tetapi diajari bahwa tentara Amerika menikmati kebiasaan seksual Eropa yang lebih longgar.³¹ Kerangka kerja sayap kiri ini penuh dengan distorsi dan bias, membimbing siswa untuk membenci negara mereka sendiri. Meskipun kerangka tersebut hanya diadopsi di Negara Bagian California, dampak dari pendekatan ini telah terasa secara nasional.
--------------------
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews