Perut yang membuncit belum tentu karena terjadinya kehamilan.
Akhir-akhir ini saya mulai kepikiran dengan sebuah kemajuan yang kualami. Hal yang membuatku terinspirasi untuk membuat tulisan ini. Kemajuan yang terasa kali setelah melewati usia kepala empat.
Yap! Kemajuan perut alias buncit. Hahaha.
Tulisan ini serius pakek predikat agak. Bukan tentang perut buncit yang katanya sebagai simbol kemakmuran. Bukan tentang katanya karena korupsi oleh orang-orang jahanamiah itu. Sori. Klo udah keingat manusia-manusia sampah itu, selalunya jadi emosional. Bawaannya jadi mau maki-maki.
Lanjut ya. Bukan tentang katanya karena makan banyak barang haram atau makan dosa. Lha, gak sedikit juga kutengok para ulama atau orang soleh yang perutnya buncit. Masak perutnya buncit karena makan banyak pahala kan ya. Hehehe.
Jadi, kita mulai dari pertanyaan "Perutku koq jadi buncit begini ya?"
Penyebabnya cukup banyak. Sifatnya bisa jadi akumulatif atau kombinasi dari sejumlah faktor. Mulai dari faktor pola makan, gaya hidup, perubahan hormonal hingga faktor genetis.
1. Kalau makanan yang diasup melebihi energi yang dikeluarkan tubuh melalui berbagai aktivitas. Sehingga makanan tersebut disimpan dalam tubuh dalam bentuk lemak, terutama di bagian perut. Apalagi jika tubuh gak banyak gerak (biasanya orang yang kerja kantoran) dan malas berolahraga.
2. Manusia melalui beberapa fase perubahan hormonal yang signifikan, terutama dari segi seksual dan hal tersebut jelas sangat mempengaruhi bentuk dan atau fungsi organ-organ tubuh. Secara umum terjadi pada masa anak-anak (<20), muda (<40) dan pada masa tua (>40).
3. Terdapat sejumlah indikasi yang menunjukkan bahwa perut buncit dan atau badan gemuk karena faktor keturunan (genetis). Selain dari hasil berbagai penelitian ilmiah, seringkali aku membuktikannya di kehidupan sehari-hari. Bila anak-anaknya kulihat gemuk-gemuk, orangtuanyapun selalu begitu.
Perut yang membuncit belum tentu karena terjadinya kehamilan.
Oalah. Hahaha. Maksudku, belum tentu juga mengindasikan keberadaan suatu penyakit dan belum tentu juga berujung pada gangguan kesehatan yang serius, seperti penyakit jantung, hipertensi dan diabetes. Palingan jadi masalah estetik.
Tapi entahlah, repot juga membahas sisi estetik ini. Toh banyak juga yang bilang klo pria atau wanita yang buncit malah jadi terlihat lebih seksi. Ada yang mau mengakuinnya? Hahaha.
Bagi teman-teman yang mempermasalahkan perut buncit ini (karena ada juga yang gak mempersoalkannya, dibawanya enjoy ajah atau malah dinikmatinyah), solusinya sangat mudah, sudah menjadi pengetahuan umum yang sangat jamak.
Gak kusampaikanpun melalui tulisan ini, sebenarnya teman-teman pastinya udah pada tau kan ya. Walau solusinya sangat mudah tetapi pengamalannya bisa jadi sangat berat sekali. Nah, ini. Hayo ngaku aja deh. Hehehe.
1. Jaga pola makan/diet yang sehat, yang seimbang.
2. Rutin berolahraga atau banyakin gerak badan. Seperlunya aja dong. Toh, klo kebanyakan gerakpun ya jadi masalah jugak kan ya.
3. Dibantu dengan asupan rutin suplemen herbal/jamu-jamuan. Ngeteh dan ngopi udah dibuktiin secara ilmiah bisa membantu mencegah kegemukan badan dan atau kebuncitan.
Jadi, pilihan ada di tangan teman-teman. Mau pilih pil merah atau pil biru. The choice is yours. Eh, sori. Kok ke Matrix pulak larinya. Maklumlah, baru nonton kemaren. Hehehe.
Mau pilih perut yang ngepak atau biarin aja perut maju dan pantat mundur kayak..., kayak siapa yaaa??? Hahaha.
[- Rahmad Agus Koto -]
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews