Satu hal yang penting, rok dan celana panjang tidak punya agama. Jadi jangan juga dilebar-lebarin masalahnya.
Seragam Paskibraka cewek diganti dengan celana panjang. Emang kenapa?
Kayaknya biasa aja deh. Polwan dan Kowad juga seragam PDL-nya pakai celana panjang. Biar geraknya gak terhalang. Dari sisi fungsional, celana panjang memang lebih praktis buat aktifitas yang butuh banyak gerak. Ketimbang rok yang seringkali membatasi.
Rok lebih cocok untuk cewek yang kerja kantoran dan administratif. Tampilannya jadi anggun.
Soal banyak anggota Paskibra yang pakai jilbab, terus seragam celana panjang ternyata lebih cocok buat mereka. Anggap aja kebetulan. Toh, cewek anggota paskibra yang gak pakai jilbab, pas juga jika pakai seragam celana panjang.
Asal buat anggota Paskibra cowok, celananya gak cingkrang. Apalagi pakai jenggot segala. Terlebih kalau dibalik, cewek pakai celana panjang, cowok malah pakai rok. Ini jelas kacau.
Artinya, soal seragam cekana panjang anggota Paskibra cewek, gak ada masalah sama sekali. Lagipula gak semuanya harus kita nilai dengan kecurigaan.
Sama kayak kita protes perempuan pakai jilbab panjang meleber naik motor. Bukan karena jilbabnya yang salah. Tapi karena bahaya. Pakaian itu gak cocok buat naik motor.
Sementara kalau cadar, memang saya protes dari sisi pakaiannya. Sebab menutupi seluruh wajah dalam pergaulan sosial, akan menimbulkan efek gak enak. Saya yakin, agama tidak harus membuat perempuan setertutup itu.
Pakaian memang harus fungsional. Celana pendek pas buat main bola. Daster hanya pantas digunakan di rumah. Kebaya gak cocok buat senam. Batik juga kurang cocok kalau dipakai berenang.
Jika soal elegan dan tidak, itu penilaian estetis. Yang namanya estetis, setiap orang bisa punya pandangan berbeda. Dan gak bisa dibilang salah atau benar. Ada yang bilang lebih elegan pakai rok. Ada juga yang gak masalah kalau pakai celana panjang. Itu sih, soal selera. Dan jika bicara selera, mestinya gak usah melebar kemana-mana. Apalagi menilai dengan tendensius.
Kita perlu belajar bagaimana menempatkan persoalan pada fokusnya. Sementara purbasangka justru akan membuat hidup jadi lebih ruwet. Dan satu hal yang penting, rok dan celana panjang tidak punya agama. Jadi jangan juga dilebar-lebarin masalahnya.
Sedangkan Jilbab, meskipun sesuai syariah, jadinya haram kalau dipakai sama Bambang Kusnadi buat upacara bendera.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews