Seragam Paskibraka

Satu hal yang penting, rok dan celana panjang tidak punya agama. Jadi jangan juga dilebar-lebarin masalahnya.

Senin, 29 Juli 2019 | 10:18 WIB
0
608
Seragam Paskibraka
Presiden Jokowi dan Paskibraka (Foto: Okezone.com)

Seragam Paskibraka cewek diganti dengan celana panjang. Emang kenapa?

Kayaknya biasa aja deh. Polwan dan Kowad juga seragam PDL-nya pakai celana panjang. Biar geraknya gak terhalang. Dari sisi fungsional, celana panjang memang lebih praktis buat aktifitas yang butuh banyak gerak. Ketimbang rok yang seringkali membatasi.

Rok lebih cocok untuk cewek yang kerja kantoran dan administratif. Tampilannya jadi anggun.

Soal banyak anggota Paskibra yang pakai jilbab, terus seragam celana panjang ternyata lebih cocok buat mereka. Anggap aja kebetulan. Toh, cewek anggota paskibra yang gak pakai jilbab, pas juga jika pakai seragam celana panjang.

Asal buat anggota Paskibra cowok, celananya gak cingkrang. Apalagi pakai jenggot segala. Terlebih kalau dibalik, cewek pakai celana panjang, cowok malah pakai rok. Ini jelas kacau.

Artinya, soal seragam cekana panjang anggota Paskibra cewek, gak ada masalah sama sekali. Lagipula gak semuanya harus kita nilai dengan kecurigaan.

Sama kayak kita protes perempuan pakai jilbab panjang meleber naik motor. Bukan karena jilbabnya yang salah. Tapi karena bahaya. Pakaian itu gak cocok buat naik motor.

Sementara kalau cadar, memang saya protes dari sisi pakaiannya. Sebab menutupi seluruh wajah dalam pergaulan sosial, akan menimbulkan efek gak enak. Saya yakin, agama tidak harus membuat perempuan setertutup itu.

Pakaian memang harus fungsional. Celana pendek pas buat main bola. Daster hanya pantas digunakan di rumah. Kebaya gak cocok buat senam. Batik juga kurang cocok kalau dipakai berenang.

Jika soal elegan dan tidak, itu penilaian estetis. Yang namanya estetis, setiap orang bisa punya pandangan berbeda. Dan gak bisa dibilang salah atau benar. Ada yang bilang lebih elegan pakai rok. Ada juga yang gak masalah kalau pakai celana panjang. Itu sih, soal selera. Dan jika bicara selera, mestinya gak usah melebar kemana-mana. Apalagi menilai dengan tendensius.

Kita perlu belajar bagaimana menempatkan persoalan pada fokusnya. Sementara purbasangka justru akan membuat hidup jadi lebih ruwet. Dan satu hal yang penting, rok dan celana panjang tidak punya agama. Jadi jangan juga dilebar-lebarin masalahnya.

Sedangkan Jilbab, meskipun sesuai syariah, jadinya haram kalau dipakai sama Bambang Kusnadi buat upacara bendera.

***