Antisipasi Peningkatan Kasus Covid dengan Vaksin Booster dan Disiplin Prokes

Dengan menjalani protokol kesehatan dan melakukan pola hidup sehat serta diikuti dengan program vaksinasi, maka diharapkan dapat mengantisipasi peningkatan kasus Covid-19.

Rabu, 20 Juli 2022 | 23:30 WIB
0
116
Antisipasi Peningkatan Kasus Covid dengan Vaksin Booster dan Disiplin Prokes
Vaksinasi (Foto: kontan.co.id)

Fenomena yang terjadi di Indonesia saat ini menunjukkan bahwa vaksin booster dan protokol kesehatan menjadi perlindungan utama dalam menghadapi kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia.

Terutama dengan adanya varian baru Covid-19, yaitu BA.4 dan BA.5 yang mendominasi hingga 81 persen varian Covid-19 di Indonesia, masyarakat harus patuh terhadap protokol kesehatan dan mendapatkan booster.

Seperti yang dikatakan oleh Prof. Wiku Adisasmito selaku Ketua Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Nasional, seluruh masyarakat harus terus berupaya melindungi diri dengan disiplin yang tinggi terhadap protokol kesehatan dan menyegerakan untuk mendapat vaksin booster.

Wiku mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo pun telah menegaskan pentingnya memakai masker dimana pun berada, yang disampaikan Presiden Joko Widodo seusai pelaksanaan shalat Idul Adha, pada 10 Juli lalu.

Berdasarkan data dan fakta yang penulis temukan menunjukkan bahwa orang yang tidak menjalankan protokol kesehatan dengan baik dan benar akan mudah terpapar kembali, walaupun sudah mendapatkan vaksin booster.

Ditemukannya reinfeksi setelah divaksin atau disebut breakthrough infection dapat terjadi pada semua orang terutama populasi rentan.

Terkait vaksinasi, pada prinsipnya memiliki tiga manfaat besar seperti mencegah terpapar, mencegah perburukan kesehatan apabila terpapar, dan mengurangi jumlah virus di dalam tubuh sehingga tidak mudah menularkan.

Namun, dari ketiga manfaat tersebut, ternyata dua manfaat vaksin yang dirasakan saat seseorang terinfeksi juga dapat menegaskan bahwa seseorang yang telah divaksin lengkap, bahkan booster sekalipun tidak menjamin akan 100 persen terhindar dan kebal dari Covid-19.

Berdasarkan sosialisasi rutin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), setelah pengumuman emergency use authorization (EUA) bahwa rata-rata efikasi saat uji klinis tidak pernah mencapai sempurna 100 persen. Bahkan untuk vaksin bagi penyakit lain sekalipun. WHO sendiri telah menetapkan persentase angka efikasi ideal bagi vaksin yang layak digunakan adalah 50 persen.

Meski demikian, masyarakat tidak perlu ragu dan takut untuk vaksin booster karena di Indonesia semua vaksin yang ada memiliki efikasi di atas 50 persen sehingga seluruh vaksin yang ada dijamin ekeftivitasnya.

Selain itu, Muhammad Tito Karnavian selaku Menteri Dalam Negeri meminta Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) untuk memberikan atensi terhadap kenaikan kasus Covid-19. Pasalnya, kenaikan kasus Covid-19 bukan hanya terjadi di Indonesia, namun juga di beberapa negara lainnya. Oleh karena itu, gerakan menggunakan masker perlu kembali digaungkan.

Tito menambahkan, adanya upaya penanganan pandemi Covid-19 di tengah kenaikan kasus pemaparan yang kembali tinggi dapat mengandalkan 2 strategi utama, yakni menggerakkan kembali penggunaan masker di ruang terbuka maupun tertutup serta percepatan vaksinasi booster bagi masyarakat yang belum mendapatkannya.

Penulis sependapat dengan Menteri Dalam Negeri bahwa dengan melakukan vaksinasi booster setelah mendapat vaksin dosis pertama dan kedua secara lengkap diikuti dengan tetap memakai masker dapat mempertahankan tingkat kekebalan serta memperpanjang masa perlindungan.

Untuk menjalankan 2 strategi utama tersebut, Tito meminta PKK untuk ikut bergerak membagikan masker, mendorong masyarakat untuk vaksinasi booster, mengkampanyekan sambil bekerja sama dengan pemerintah untuk melaksanakan vaksinasi booster. Hal tersebut dilakukan untuk membantu dalam mengantisipasi peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia.

Selain PKK yang menggencarkan gerakan tersebut, Dinas Kesehatan Cianjur pun turut menggencarkan vaksinasi booster dan vaksinasi lengkap sebagai antisipasi penyebaran Covid-19 varian baru. Diketahui dari dr. Irvan Nur Fauzi selaku Kepala Dinas Kesehatan Cianjur, hingga saat ini pencapaian target vaksinasi booster sudah lebih dari 45 persen, sedangkan untuk dosis kedua sudah mencapai 90 persen dari target 1,6 juta penerima di Cianjur.

Berdasarkan informasi yang penulis dapat, pelayanan vaksinasi di pusat layanan kesehatan masih dilakukan setiap hari dengan ketersediaan vaksin yang mencukupi, meski saat ini vaksinasi sudah tidak terpusat dan dilakukan secara massal, namun peningkatan tetap berjalan setiap minggunya.

Bahkan untuk ketersediaan vaksin di gudang farmasi Cianjur, mencapai 50 ribu dosis, termasuk di sejumlah pusat layanan kesehatan, sehingga Dinas Kesehatan Cianjur mengimbau warga yang belum mendapatkan vaksinasi lengkap dapat mendatangi pusat layanan kesehatan terdekat.

Terkait dengan pasien yang dilaporkan positif Covid-19 beberapa waktu lalu, saat ini sudah sembuh sehingga sejak dua pekan terakhir, Cianjur sudah kembali ke nol kasus. Dinas Kesehatan Cianjur berharap agar pandemi segera usai sehingga kehidupan dapat berjalan normal kembali.

Lain halnya dengan Cianjur, penulis mendapati bahwa angka kasus Covid-19 di Tangerang Selatan mengalami peningkatan sebanyak 216 kasus positif dalam sehari pada Rabu, 13 Juli 2022. Dengan demikian, Pemerintah Kota Tangerang Selatan akan menggencarkan vaksinasi, khususnya untuk booster dengan menggandeng berbagai pihak.

Pemkot Tangsel akan bekerja sama dengan perguruan tinggi, karang taruna, pramuka, dan organissasi kemasyarakatan lain, selain dengan jajaran TNI dan Polri untuk menggencarkan pelaksanaan vaksinasi booster. Pemkot akan menyosialisasikan mengenai waktu dan tempat pelayanan vaksinasi. Sosialisasi juga akan dilakukan melalui media sosial agar dapat tercapai ke telinga masyarakat dengan lebih cepat.

Berdasarkan hal-hal yang dilakukan oleh para PKK, Dinas Kesehatan Cianjur dan Pemerintah Kota Tangerang Selatan dalam mengantisipasi peningkatan kasus Covid-19, penulis menyarankan agar masyarakat juga turut ikut andil dengan lebih waspada dan tetap mematuhi protokol kesehatan serta melakukan vaksinasi bagi yang belum mendapatkannya. Masyarakat yang sudah vaksinasipun harus tetap waspada karena gejala yang ditimbulkan tidak lebih parah dari masyarakat yang belum menerima vaksinasi.

Dengan demikian, penulis berharap bahwa dengan menjalani protokol kesehatan dan melakukan pola hidup sehat serta diikuti dengan program vaksinasi, maka diharapkan dapat mengantisipasi peningkatan kasus Covid-19 dan memutus rantai penyebarannya di Indonesia sehingga pandemi Covid-19 dapat segera berakhir.


Restu Pertiwi, adalah kontributor Trilogi Institute