Pemudik diminta bijak saat melakukan arus balik dan menghindari pulang pada puncak arus balik agar memiliki lebih banyak waktu untuk beristirahat di rumah pasca perjalanan jauh.
Pemudik diimbau untuk pulang lebih awal untuk menghindari kemacetan. Dengan pulang lebih awal, pemudik juga akan punya waktu beristirahat cukup sebelum kembali ke rutinitas.
Arus mudik selalu diikuti dengan arus balik.
Ketika sudah puas merayakan Idul Fitri dan bersilaturahmi di kampung, maka masyarakat kembali ke kota, kembali ke kehidupan nyata dan bekerja. Semuanya gembira karena bisa mudik lalu kembali ke rumahnya dengan hati yang lapang karena bisa refreshing sejenak di kampung.
Pemerintah mengimbau pemudik untuk pulang lebih awal untuk menghindari kemacetan. Dwimawan Heru, Corporate Communication and Community Development Group Head PT Jasa Marga menyatakan bahwa pemudik jangan berangkat tanggal 8 Mei 2022 dan sekitarnya, karena merupakan puncak arus balik. Kalau bisa mereka pulang lebih awal.
Saran dari Dwimawan amat tepat karena memang kebanyakan pemudik sengaja berlama-lama di kampung, alasannya karena memaksimalkan libur Lebaran. Ada pula yang menunggu kupatan alias hajatan setelah seminggu dari Idul Fitri. Namun jika semua orang balik serempak tanggal 8 Mei 2022 maka sudah pasti macet, karena kapasitas jalan dan jumah kendaraan tidak seimbang.
Para pemudik perlu menyadari bahwa ada banyak kerugian jika terjadi kemacetan saat arus balik. Pertama, durasi perjalanan jadi lebih lama daripada biasanya. Jika lebih lama dalam perjalanan tentu merugikan karena butuh BBM yang lebih banyak. Selain itu pemudik tentu butuh makan dan akhirnya mampir di warung. Sehingga uang di dompet kian menipis dan Tunjangan Hari Raya (THR) nyaris habis.
Kedua, dari segi kesehatan tentu tidak baik karena duduk berlama-lama di kursi, apalagi dalam cuaca panas, amat tidak nyaman dan rawan masuk angin, pusing, mual, dan bisa terkena resiko ambeien. Pengendara juga kelelahan sehingga dikhawatirkan mengantuk karena kelelahan, dan takutnya kurang fokus saat menyetir. Hal itu berbahaya karena berpotensi kecelakaan.
Sedangkan yang ketiga, jika ada kemacetan saat arus balik maka orang-orang lebih emosi karena dalam pikirannya ingin cepat sampai ke rumah. Ketika sama-sama dilanda amarah maka bahaya karena bisa gontok-gontokan di jalan. Apa mau ketika berkelahi lalu ditengahi oleh aparat dan ada yang merekamnya, lalu adegan itu jadi viral? Sungguh memalukan.
Saat pulang pun jadinya stress karena capek pasca emosi seharian, juga lelah fisik.
Oleh karena itu memang lebih baik untuk kembali lebih awal agar tidak macet. Lebih baik memajukan jadwal kembali 1-2 hari daripada nanti kelelahan dan stress berat karena macet saat arus balik. Pikirkan, pulang lebih awal memang memangkas waktu liburan di kampung, tetapi menguntungkan karena perjalanan akan lebih lancar sehingga bisa memaksimalkan waktu istirahat di rumah. Senin ketika ngantor pikiran jadi lebih segar.
Apalagi orang tua juga tidak keberatan jika anak-anaknya kembali lebih awal. Mereka sadar bahwa kembali sebelum puncak arus balik bukannya karena tidak sayang kepada ibu dan bapaknya. Namun itu adalah strategi agar lebih cepat kembali ke kota, agar menghindari kemacetan yang amat melelahkan.
Pemerintah telah melaksanakan berbagai upaya rekayasa arus lalu lintas saat arus balik. Kendati demikian, para pemudik diminta bijak saat melakukan arus balik dan menghindari pulang pada puncak arus balik agar memiliki lebih banyak waktu untuk beristirahat di rumah pasca perjalanan jauh.
Alif Fikri, Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews