Jujurku Untuk Kebaikanmu

Begitulah, sepulang kantor tadi dengan mengandalkan google maps, aku terpaksa nyetir sambil tengak-tengok kanan kiri nyari klinik terdekat.

Minggu, 6 Maret 2022 | 19:49 WIB
0
140
Jujurku Untuk Kebaikanmu
Corona Virus, sumber google

Pernah nggak mikir begini," Kalau aku nggak bilang kan dia nggak tahu." Terus Anda jadi dilema, harus terus terang nggak ya?

Seminggu yang lalu aku sudah bikin janji temu dengan dr gigi untuk Jumat besok. Siapa yang mengira, tiba-tiba si Covid-19 kini merebak lagi. Bahkan untuk gelombang ketiga ini beberapa teman sekantorku ada yang kena, bahkan teman yang biasa wira-wiri dalam keseharian denganku ikut terkena.

Nah, ceritanya untuk posedur keamanan sebelum ke dr gigi, aku harus menjawab pertanyaan yang diajukan. Misalnya: Apakah anda berkontak dengan pasien yang terdiagnosa covid-19 atau suspek covid-19 dalam 14 hari terakhir?

Sebelum menjawab tadi siang, aku sempat nimbang-nimbang dulu. Kalau aku jawab iya, pasti akan ada pertanyaan lanjutan.

Ah, kan ketemu terakhir temanku itu seminggu yang lalu, kami satu kendaraan untuk pergi booster vaksin ke kantor pusat. Terus, sekarang aku sehat-sehat aja, nggak ada gejala apa-apa. Udah, jawab aja nggak ada kontak dengan pasien yang suspek Covid-19, sisi hatiku yang lain menyuruh untuk berdusta. Hehehe. Tapi hati kecilku membantah, kalau misalnya ternyata aku OTG, berapa banyak orang yang akhirnya jadi korban karena ulahku?

Oke, baiklah...aku jawab iya saja. Dan seperti dugaanku, pertanyaan selanjutnya adalah: kapan terakhir Ibu Swab? Enam hari yang lalu, ku jawab. Setelah vaksin, esok harinya kantor kami mengadakan Swab Antigen dan hasilnya negatif. Dan seperti yang ku duga, aku diharuskan Antigen dulu, sebelum janji temu dengan dr gigi esok hari.

Begitulah, sepulang kantor tadi dengan mengandalkan google maps, aku terpaksa nyetir sambil tengak-tengok kanan kiri nyari klinik terdekat. Akhirnya ketemu juga klinik yang kucari. Dan Alhamdulillah hasil tesnya negatif, seperti dugaanku. Sempat mikir dalam hati, coba tadi aku nggak usah jawab iya, kan nggak repot kayak gini. Tapi sisi yang lain hati memenangkan...jujur itu kadang memang mahal sis.

Tapi paling tidak dengan jujur kita akan berdamai dengan nurani. Nggak usah jauh-jauh, kalau kita merasa ragu, karena ingin menyembunyikan sesuatu, apakah dengan pasangan kita, teman, atau siapa pun, coba kita tanya nurani...apakah saya merasa nyaman? Kalau tidak, berarti ada yang salah.

Baeklah, meskipun sore ini aku terpaksa berepot-repot ria, tapi aku merasa nyaman. GR dikit bolehlah untuk bilang gini, "Jujurku demi untuk kebaikanmu."

***