Bagaimana Melafalkan "How Could You" yang Benar?

Ada batas toleransi kita boleh "menyimpang" dari pelafalan baku. Kalo melewati batas toleransi itu, apakah kita bakal di-bully oleh polisi bahasa?

Sabtu, 15 Januari 2022 | 06:31 WIB
1
150
Bagaimana Melafalkan "How Could You" yang Benar?
Adegan film Layangan Putus (Foto: bekaci.id)

Sebagai pemerhati bahasa, berita tentang pelafalan (pronunciation) ucapan dalam bahasa Inggris pemeran Kinan dalam film "Layangan Putus" yang dikoreksi seorang netizen menarik perhatian saya.

Bagaimana Anda melafalkan "How could you"? Memang tidak dapat dimungkiri bahwa terdapat banyak varian (yang sering disebut dengan 'accent') dlm pelafalan oleh beragam manusia di dunia ini.

Jangankan oleh non native speaker, native speaker pun berbeda-beda pelafalannya. British English beda pelafalan dengan American English. Australian English juga berbeda. Demikian juga Canadian English.

Di Amerika sendiri, pelafalan antara satu negara bagian dengan negara bagian lain bisa berbeda, misalnya orang Texas dengan orang California. Terus, apakah tidak ada pronunciation yang baku?

Balik ke kalimat "How could you" di atas. Apakah dilafalkan 1) hauw kud yu atau 2) hauw kold yu atau 3) hauw kud cu atau 4) hauw kud ju?

Susah juga untuk menjadi juri, apalagi saya bukan native speaker. Yang mau ditekankan di sini adalah soal pelafalan "could". Apakah dilafalkan [ kud ] atau [ kould ]?

Yang berlaku kekinian memang [ kud ], namun saya ingat tempo dulu dia pernah diucapkan dengan [ kould ]. Diucapkan oleh opa saya. Analogi dengan pelafalan "would". Kekinian orang mengucapkan dengan [ wud ], tapi opa oma saya dulu mengucapkannya dengan [ would ]. 

Sekalipun banyak varian dalam pelafalan bahasa Inggris di dunia ini, tapi tentu ada batasan anomali ini. Sebagai contoh dalam pelafalan kata "finger" mutlak harus dilafalkan dengan [ fing-ge ], tidak bisa dilafalkan dengan [ fin-jer ] atau [ fi-nger ] seperti yang sering diucapkan oleh orang Indonesia.

Jadi, kesimpulannya ada batas toleransi kita boleh "menyimpang" dari pelafalan baku. Kalo melewati batas toleransi itu, apakah kita bakal di-bully oleh polisi bahasa? Mungkin juga, tapi yang lebih serius orang yang kita ajak bicara (terlebih-lebih native speaker) akan melongo tidak bisa menangkap maksud ujaran kita itu.

#bahasa 

***