Ada batas toleransi kita boleh "menyimpang" dari pelafalan baku. Kalo melewati batas toleransi itu, apakah kita bakal di-bully oleh polisi bahasa?
Sebagai pemerhati bahasa, berita tentang pelafalan (pronunciation) ucapan dalam bahasa Inggris pemeran Kinan dalam film "Layangan Putus" yang dikoreksi seorang netizen menarik perhatian saya.
Bagaimana Anda melafalkan "How could you"? Memang tidak dapat dimungkiri bahwa terdapat banyak varian (yang sering disebut dengan 'accent') dlm pelafalan oleh beragam manusia di dunia ini.
Jangankan oleh non native speaker, native speaker pun berbeda-beda pelafalannya. British English beda pelafalan dengan American English. Australian English juga berbeda. Demikian juga Canadian English.
Di Amerika sendiri, pelafalan antara satu negara bagian dengan negara bagian lain bisa berbeda, misalnya orang Texas dengan orang California. Terus, apakah tidak ada pronunciation yang baku?
Balik ke kalimat "How could you" di atas. Apakah dilafalkan 1) hauw kud yu atau 2) hauw kold yu atau 3) hauw kud cu atau 4) hauw kud ju?
Susah juga untuk menjadi juri, apalagi saya bukan native speaker. Yang mau ditekankan di sini adalah soal pelafalan "could". Apakah dilafalkan [ kud ] atau [ kould ]?
Yang berlaku kekinian memang [ kud ], namun saya ingat tempo dulu dia pernah diucapkan dengan [ kould ]. Diucapkan oleh opa saya. Analogi dengan pelafalan "would". Kekinian orang mengucapkan dengan [ wud ], tapi opa oma saya dulu mengucapkannya dengan [ would ].
Sekalipun banyak varian dalam pelafalan bahasa Inggris di dunia ini, tapi tentu ada batasan anomali ini. Sebagai contoh dalam pelafalan kata "finger" mutlak harus dilafalkan dengan [ fing-ge ], tidak bisa dilafalkan dengan [ fin-jer ] atau [ fi-nger ] seperti yang sering diucapkan oleh orang Indonesia.
Jadi, kesimpulannya ada batas toleransi kita boleh "menyimpang" dari pelafalan baku. Kalo melewati batas toleransi itu, apakah kita bakal di-bully oleh polisi bahasa? Mungkin juga, tapi yang lebih serius orang yang kita ajak bicara (terlebih-lebih native speaker) akan melongo tidak bisa menangkap maksud ujaran kita itu.
#bahasa
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews