Di sini, di Indonesia tercinta kita, yang punya acara mah bebas. Walaupun telah menentukan dress code black tie untuk undangan.
Sudah tiga tahun saya tidak menghadiri pesta perkawinan besar. Sudah lupa pula kapan terakhir mengenakan dress code tuksedo dan black tie.
"Kali ini jangan sampai tidak hadir," pesan tuan rumah kepada saya. Ia tahu saya sudah kurang stress sekarang.
Ia memang mantu pekan lalu. Tepatnya mantu untuk perkawinan cucunya.
Waktu ia mantu anaknya dulu saya tidak bisa hadir. Demikian juga ketika mantu yang kedua.
Ia adalah Mu'min Ali Gunawan. Konglomerat papan atas Indonesia. Pemilik Bank Panin dan Panin Group.
Tapi di dalam undangan tertulis dress code: tuxedo - black tie.
Memang masih ada beberapa orang yang tidak taat dress code. Tapi termasuk pesta dengan dress code yang berhasil.
DI's Way harus menghargai keberhasilan itu. Termasuk berhasil membuat saya heboh menyiapkan tuksedo.
Begitu masuk ballroom Hotel Mulia saya langsung terpana: terasa pesta tuksedonya.
Tapi saya lebih terpana lagi sesaat kemudian. Ketika melihat tuan rumah muncul. Yakni dalam prosesi kedatangan pengantin.
Bayangkan, di tengah lautan tuksedo hitam itu muncul Mu'min Ali Gunawan dengan tuksedo yang BEDA! --lihatlah warna tuksedonya di foto di bawah ini.
Benar-benar beda. Tapi saya tidak tahu apakah itu hebat --dari kacamata mode.
Keesokan harinya saya dapat kiriman foto dari Pak Mu'min sendiri. Yang lagi masuk ballroom bersama partnernya --salah satu anggota keluarga itu. Foto yang hebat kan?
Lihatlah foto itu: tidak kelihatan bahwa Pak Mu'min Gunawan sudah berumur 80 tahun. Apalagi masih tegak berdiri tiga jam di sebelah pengantin. Untuk menerima ucapan selamat dari entah berapa ribu orang malam itu.
Saya sebenarnya ingin minta Ivan Gunawan. Untuk me-review penampilan mode Pak Mu'min malam itu. Saya kagum dengan keahlian mode Ivan. Ia contoh ahli mode yang sekaligus punya kemampuan komunikasi yang hebat.
Tapi saya tidak berani menghubunginya. Saya waswas apakah Ivan punya waktu untuk menulis. Saya lihat Ivan begitu sibuk di layar televisi. Dari pagi sampai pagi.
Maka saya hubungi yang mudah dihubungi: Ivo Ananda, seorang pengasuh rubrik mode. Yang penampilan sehari-harinyi pun modis. Saya juga suka gaya tulisan modenya di media.
Saya bisa memaksa dia untuk menulis review --dengan ancaman harus mau. Kalau tidak, saya tidak akan bersedia lagi jadi mertuanya.
Ivo belum pernah bertemu Pak Mu'min. Ketika saya kirimkan foto itu dia bertanya: foto siapa itu.
Saya sengaja tidak memberi tahu bahwa Pak Mu'min adalah bos besar. Juga tidak menceritakan asalnya yang Jember. Agar Ivo bisa menulis tanpa beban.
Maka inilah ulasan Ivo:
Dahlan Iskan
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews