Mesin mereka mempelajari kebiasaan pengguna. Kalau pengguna suka mengakses tayangan dewasa, ya konten-konten seperti itulah yang akan muncul dalam iklan-iklan.
Sehabis mengisi acara tentang penggunaan medsos secara bijak dengan audiens ibu-ibu, ada seorang ibu sepuh yang berusia sekitar 60 tahun mendekati saya. Dia mengeluh kenapa di Facebook, YouTube dan web yang dia kunjungi selalu muncul iklan-iklan dewasa seperti obat kuat, lingerie, tawaran aplikasi kencan dll. Saat membuka YouTube terutama, langsung ditawari konten-konten "hardcore" untuk dibuka.
Dia menunjukkan isi ponselnya. Saya menghela napas. Mau ngakak takut dosa. Saya tanya apakah ponsel ini dipegang orang lain? Dia jawab tidak. Tapi sesekali dan sangat jarang cucunya yang masih balita terkadang pinjam ponselnya. Karena banyak konten dewasa bermunculan, dia tidak memberikan kalau cucu minta izin pinjam.
Saya menjelaskan kepada ibu itu, bahwa beliau harus menyeting Facebook, Google dan YouTube. Jangan sampai sang cucu diterpa konten yang belum semestinya dia akses. Kemudian saya ajari si ibu cara menyeting restricted mode agar ponsel aman saat dipegang cucunya. Tidak sulit kok. Si ibu manggut-manggut.
Kepada si itu saya jelaskan, platform mesin pencarian dan medsos menerapkan AI (artificial intelligence) dalam berbisnis.
Mesin mereka mempelajari kebiasaan pengguna. Kalau pengguna suka mengakses tayangan dewasa, ya konten-konten seperti itulah yang akan muncul dalam iklan-iklan yang tayang di berandanya. Jika pengguna sering mengunjungi toko online untuk mencari baju, berikutnya dia akan diserbu iklan baju.
Seperti juga foto saya ini. Ini iklan yang muncul di Facebook hari ini, gara-gara kemarin saya mencari butterstick merk itu sebagai pengganti lipstik untuk bibir saya yang kering.
"Ssst... makasih ya mbak. Jadi sebelum kasih pinjem ke cucu, sekarang saya tahu harus berbuat apa," ujar ibu itu nakal sebelum berlalu.
Saya ngakak. Kali ini nggak bisa ditahan.
Luar biasa ibu itu.
#digitalliteracy
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews