Selama 33 tahun bertugas di TNI AU, saya menangani masalah intelijen pengamanan, di mana sebagai Kadispamsanau, melakukan pengamanan personil, materiil, informasi dan kegiatan (internal security), mengawasi dengan ketat bersama Dinas Kambangja. Di samping memberikan data intelijen dalam persiapan perang.
Dalam manajemen penerbangan yang demikian complicated, toleransi terus diminimalisir, semua sub system bekerja dengan disiplin. Pengoperasian pesawat TNI AU tidak bisa diberikan toleransi dalam hal-hal tertentu yang menyalahi prinsip, mengingat adanya berbagai jenis pesawat, seperti tempur, transport, pembom, heli, latih dan lain-lain. Begitu kita lengah sedikit, maka potensi terjadinya kecelakaan akan muncul.
Nah, dengan dua kejadian kecelakaan menonjol di Indonesia, Air Asia, Airbus A320-200, QZ 8501, 28 Desember 2014 di laut Jawa dan 29 Oktober 2018, Lion Air JT-610 di laut Jawa yang sedang dicari black box-nya, pemerintah mengumumkan akan memperketat aturan Low Cost Carrier. Apa LCC itu? Apa ini punya andil dalam terjadinya kecelakaan?
Konsep Low Cost Carrier
Maskapai penerbangan bertarif rendah (Low-cost carrier/LCC) adalah maskapai penerbangan yang memberikan tarif rendah namun dengan menghapus beberapa layanan penumpang yang biasa. Konsep ini diperkenalkan di Amerika Serikat sebelum menyebar ke Eropa pada awal 1990-an dan seluruh dunia.
Cara tersebut dimulai pada industri maskapai yang merujuk pada struktur pengoperasian bertarif rendah daripada pesaingnya. Melalui berbagai media, cara ini menghasilkan banyak maskapai bisa memberi harga tiket yang rendah ttp layanannya yang karena biaya operasinya dikurangi.
LCC Murah dan menguntungkan Maskapai
Dengan konsep LCC, maskapai bisa menyedot banyak penumpang, karena harganya lebih murah, dilakukan dengan beberapa cara diantaranya:
Operator Low Cost Carrier di Indonesia
Analisis
Dari pengalaman bertugas di TNI AU, di mana ancaman juga selalu mengintai, Kasau selalu menegaskan tercapainya zero acident. TNI AU bertugas dalam bidang pertahanan negara, konsep manajemennya jelas berbeda dgn operator angkutan udara seperti Lion Air dllnya sebagai perusahan bisnis.
Nampaknya pemerintah cq. Kemenhub lebih menyadari adanya hantu mengerikan yang tersembunyi di belakang LCC. Operator LCC akan diatur ulang dan diawasi dengan ketat. Memang terlihat demi meraih untung, ada beberapa pada LCC yang bisa mengorbankan mslh safety karena memaksakan sesuatu.
Konsep di negara maju umumnya aman, karena sumber daya manusia dan sarananya siap.
Pertanyaanya apakah maskapai kita betul-betul siap? Sepertinya ada hal-hal yang harus ditata ulang agar kita benar-benar selamat kalau terbang degngan konsep LCC.
Yang perlu disadari oleh operator penerbangan, bawah Kodrat manusia itu adanya di darat. Nah, begitu kita terbang dengan pesawat, itu menyalahi "kodrat", oleh karenanya harus dikuasai betul soal Airman ship, taat dengan prosedur dan aturan, tata manajemen serius dengan mental insan udara, jangan ambil resiko dengan toleransi dan jangan sederhanakan masalah.
Apabila itu dilanggar dan disepelekan... pesawat dengan semua isinya akan bertemu dengan kodratnya...
Jatuh ke tanah atau laut deperti yang terjadi saat ini...
Semoga bermanfaat.
***
Marsda Pur Prayitno Ramelan
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews