Ini adalah kejadian luar biasa. Yang bisa dijadikan ukuran bahwa keprihatinan Presiden Jokowi mengenai kebebasan beragama bukanlah sekedar lip service.
Langkah pengurus Jemaat Gereja Kristen Kemah Daud ( GKKD) di Bandar Lampung adalah langkah yang cerdik dan strategis.
Media pekabaran melaporkan bahwa GKKD berada dalam proses peralihan rumah tinggal menjadi rumah ibadah. Namun seperti yang kita maklum dan selalu bikin gemes serta geram, izin itu tidak kunjung turun. Padahal semua persyaratan sudah dipenuhi.
Berbekal dengan keprihatinan Presiden Jokowi berapa waktu lalu mengenai penyekatan dan pembubaran paksa ibadah, pengurus GKKD "nekad" menggelar ibadah meski konon gereja itu sempat disegel.
Ketika sudah tiga kali menggelar ibadah, ketua RT akhirnya tidak tahan. Dia merangsek masuk dan membubarkan Jemaat yang sedang ibadah.
Siapapun yang merekam kemudian memviralkannya, jelas adalah sosok yang berjasa.
Berkat tayangan singkat itu, tidak hanya menciptakan badai kecaman jagad netizen.
Aneka aparat pemerintahan, termasuk Kementerian Agama turun tangan. PGI bersuara keras menagih janji. Institusi keamanan turun tangan. Forum kerukunan agama yang biasanya membela yang membubarkan, kini akomodatif.
Hasilnya cukup mengejutkan.
GKKD diperbolehkan menggelar ibadah selama dua tahun sambil menunggu turunnya izin dari pemerintah.
Aparat keamanan akan menjaga gereja itu agar ibadah berjalan lancar tanpa gangguan.
Sejangkau ingatan, baru kali ini ada gereja yang digerebek dan diperbolehkan dibuka.
Ini adalah kejadian luar biasa. Yang bisa dijadikan ukuran bahwa keprihatinan Presiden Jokowi mengenai kebebasan beragama bukanlah sekedar lip service.
Melainkan langkah nyata bahwa jajaran pemerintahan diminta atau bahkan dipaksa untuk menjamin kebebasan beragama.
Dari itu, langkah GKKD mesti diikuti oleh gereja-gereja lain yang selama ini ditindas.
Bahwa sudah waktunya bergerak memperjuangkan kesetaraan.
Mumpung pak Jokowi masih memimpin negara kita ini.
So, your time is limited.
Lead the way..
NOW
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews