Polisi Harus mengecek semua biar clear, karena jika lembaga amal dijadikan kaki tangan partai politik, baik langsung atau tidak langsung. Itu adalah kejahatan super besar.
Di luar negeri, kaya dulu baru bikin lembaga amal.
Di Indonesia, bikin lembaga amal dulu, biar kaya.
Bikin partai dulu, biar bisa korupsi, bikin lembaga donasi dulu biar bisa nilep.
Karena belum selesai dengan dirinya sendiri, belum selesai dengan PR rumahnya sendiri. Tapi nekat jualan ayat untuk membodohi umat.
Karena dulunya miskin, gak punya skill mendapatkan kekayaan. Maka lari bikin lembaga donasi, lalu menganggap uang umat sebagai uang pribadi. Gak tanggung tanggung nilepnya. Miliaran.
Padahal kalau gak bikin lembaga amal, dengan kapasitas dia segitu, mustahil bisa dapat gaji ratusan juta/bulan. Jadi lembaga amal adalah tips instan biar punya gaji ratusan juta, Alphard, CRV dst.
Bikin partai, maling. Bikin lembaga amal, maling. Dan kalau diingatkan jangan maling, rame rame berjamaah membela maling, karena bisa jadi salah satu sumber dana kampanye pemilu terselubung mereka hilang.
Gak mudah mendapatkan dana ratusan miliar lagi setelah lembaga amal tersebut ditutup. Pengusaha bukan, investor bukan, keturunan orang kaya bukan, bikin malu Islam iya.
Polisi nanti jangan hanya memeriksa saksi dari lembaga amal saja, polisi harus juga memeriksa orang orang partai yang nebeng cari makan selama ini disitu. Karena menurut polisi, ada dana lembaga amal itu mengalir jauh ke partai politik.
Polisi juga perlu memeriksa dewan syari'ah, dewan pembina, dan dewan pengawas lembaga amal itu. Karena mereka lah yang mengeluarkan fatwa boleh potong donasi sampai 30% sesuai pengakuan pengurus nya.
Coba di periksa juga, beberapa pengurus elit lembaga itu dari dewan syari'ah, dewan pembina, dewan pengawas. Karena diduga diisi oleh kader kader partai tertentu.
Jangan jangan fatwa boleh potong donasi sampai 30% adalah inisiatif mereka agar dana itu bisa masuk ke partai secara tidak langsung.
Polisi Harus mengecek semua biar clear, karena jika lembaga amal dijadikan kaki tangan partai politik, baik langsung atau tidak langsung. Itu adalah kejahatan super besar.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews