Pada Schimmel ia menjelaskan fase-fase ma‘rifat itu dengan tiga etape: via purgativa, illuminativa (negativa) dan unitiva.
“Jika diskusi ihwal hakikat sembari sama-sama berjalan di atas air, kita tak lebih mahir dari ikan. Berabad-abad menyelami air laut asin, jika dimakan tak akan dirasai senila garam di tubuhnya.” (Idries Shah, 1924-1996).
Hakikat dan jalan spiritualitas banyak ditemui dalam berbagai agama. Tradisi Cina klasik, misalnya, memiliki istilah antara lain “wu wei” (無為). Di India dikenal pula seperti dukkha, tanha dan atman. Di Jepang lebih populer dengan zen (禅) dan yang dikenal lebih luas lagi sebagai istilah mistisisme (Latin: mysticum).
Dunia mistisisme yang dalam Islam dikenal dengan dua istilah sufi (صوفي) dan tasawuf (التصوف) telah berkembang pesat di periode awal Islam melalui tiga tokoh sufi terkenal Ibnu Sina, Al-Hallaj dan Rabiah Al-Adawiyah.
Khusus untuk Al-Hallaj pada abad-10, ia dikenal dengan ajaran sufinya dengan doktrin „anna al-haqq“ (أنا الحق) dan hingga kini masih berpengaruh pada semua penganut mistisisme seperti Meister Eickart (1260-1328) dan jauh sebelum itu melalui Santo Agustinus( 354-430) dari Hippo, terutama dalam bukunya „Confession.“
Para pengkaji tarekat spiritual pada umumnya lebih menyukai istilah mistisisme sebagai ma‘rifat (معاريف) atau cara manusia menyelami hakikat Allah (إله) melalui tiga filsafat spiritual dalam islam, masing-masing syariah, hakikat (tarikat) dan ma‘rifat. Prof. Dr. S.H. Nasr (89), profesor sains dan fisika MIT asal Iran pernah mengulasnya dalam „Ideals and Realities of Islam (1966) dan telah diterjemahkan oleh mendiang Gus Dur (1940-2009). Atau, dalam buku lainnya Nasr, „doktrin kosmologi Islam.“
Pengkaji lain dalam ihwal ma‘rifat, ada P.J. Zoetmulder(1906-1995) dengan istilah sastra suluk (monisme), Reynold A. Nicholson (1868-1945) lewat „The Mystics of Islam“(1914) dan yang paling mutakhir dan sangat komprehensif, Annemarie Schimmel (1922-2003) dalam „Mystical Dimensions of Islam“ (1975). Untuk studi mistisisme lebih dalam, Evelyn Underhill menulis buku „Mysticism: A Study in Nature and Development of Man‘s Spiritual Conciousness“(1911).
Pada Schimmel ia menjelaskan fase-fase ma‘rifat itu dengan tiga etape: via purgativa, illuminativa (negativa) dan unitiva. Ketiga etape ini pada 1948 pernah dirumuskan oleh mistikus Frithjof Schuon (1907-1998) sebagai „kesatuan transendental agama-agama“ (the trancendent unity of religions) dengan metode rangkap evaluatif: eksoteris dan esoteris.
ReO Filsawan
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews