Cara berfikir Walikota yang luar biasa ini memang khas PKS. Walikota sebelumnya punya program lebih bagus: makan dengan tangan kanan.
Apa bencana paling sial yang menimpa warga Depok sekarang?
Kemacetan yang naudzubillah itu, ditangani dengan memutar lagu di lampu merah. Ini adalah usulan Walikota asal PKS. Macetnya dibiarkan terjadi. Tapi yang ditangani adalah kuping pengendara. Mereka diminta mendengar lagu yang belum tentu enak.
Rupanya program menyetel lagu di lampu merah bukan main-main. Lagu yang diputar kabarnya ciptaan Walikota sendiri. Dia siang malam memikirkan lagu apa yang cocok dijejali ke kuping orang yang berada dalam kebiadaban macet.
Warga mana yang gak bangga jika punya Walikota, selain pandai memimpin doa juga bisa mencipta lagu. Gak perlu kemampuan mengatur kota, asal bisa mencipta lagu itu sudah luar biasa.
Tahun depan, saya membayangkan Depok akan mengadakan acara besar-besaran : peluncuran album Lampu Merah ciptaan Walikota. Lagu itu bisa didengarkan melalui Spotivy.
Sebentar lagi video klipnya beredar. Shooting di tengah kebiadaban kendaraan saling sodok dan jalanan yang amburadul. Gak apa-apa. Inilah kota seni kelas adiluhung yang di lampu merah saja ada pagelaran musik kelas wahid.
Jangan ngomong soal Symphony No.9 Bethoven atau dentingan piano Sbastian Bach. Itu sih, kecil. Apalagi sekelas Addie MS, komponis lokal. Lewat.
Jangan bicara soal lirik-lirik Linkin Park atau Redhot Chilipappers. Apalagi cuma Beby Romeo.
Terus kamu mau bandingkan lagu ciptaan Walikota Depok dengan lagunya Sheilla, yang setiap sore konser di lampu merah dengan kecrekan dan dandanan seronok itu?
"Aku tak mau, kalau aku dimadu... Pulangkan saja pada orangtuaku..."
Jauh, mblo. Jauh. Lirik lagu Ciptaan Walikota ini kayak ceramah tentang kemacetan tapi dikasih musik. Penuh nasihat. Penuh wejangan. Rakyat seperti santri yang dicekoki kata sabar.
Sebagai rakyat Depok yang berbudi pekerti luhur saya berharap lagu ciptaan Walikota yang fenomenal ini bisa masuk top 40 tangga lagu dunia. Kalau gak bisa masuk tangga lagu, tangga darurat juga gak apa-apa.
Saya juga berdoa siang malam semoga seluruh jalan di Depok jadi jalan tol. Biar gak ada lampu merah!
Inilah kotaku. Mana kotamu?
Cara berfikir Walikota yang luar biasa ini memang khas PKS. Walikota sebelumnya punya program lebih bagus: makan dengan tangan kanan. Entahlah, apakah dulu warga Depok pernah hobi makan dengan kaki kanan. Saya gak jelas.
"Mas, tahu gak, ada nasihat bahwa kita harus selalu melangkah dengan kaki kanan lebih dulu. Tahu alasannya?"
"Gak tahu, Kum. Emang kenapa?"
"Kalau melangkah dengan kaki kanan dan kiri bersamaan, nanti dikira pocong..."
"Kum kalau dengerin lagu di lampu merah Depok, kuping kanan apa kuping kiri duluan yang denger?," Bambang Kusnadi menimpali.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews