Walikota Depok Sang Musisi Legenderais

Cara berfikir Walikota yang luar biasa ini memang khas PKS. Walikota sebelumnya punya program lebih bagus: makan dengan tangan kanan.

Senin, 22 Juli 2019 | 06:30 WIB
0
381
Walikota Depok Sang Musisi Legenderais
Mohammad Idris (Foto: Kompas.com)

Apa bencana paling sial yang menimpa warga Depok sekarang?

Kemacetan yang naudzubillah itu, ditangani dengan memutar lagu di lampu merah. Ini adalah usulan Walikota asal PKS. Macetnya dibiarkan terjadi. Tapi yang ditangani adalah kuping pengendara. Mereka diminta mendengar lagu yang belum tentu enak.

Rupanya program menyetel lagu di lampu merah bukan main-main. Lagu yang diputar kabarnya ciptaan Walikota sendiri. Dia siang malam memikirkan lagu apa yang cocok dijejali ke kuping orang yang berada dalam kebiadaban macet.

Warga mana yang gak bangga jika punya Walikota, selain pandai memimpin doa juga bisa mencipta lagu. Gak perlu kemampuan mengatur kota, asal bisa mencipta lagu itu sudah luar biasa.

Tahun depan, saya membayangkan Depok akan mengadakan acara besar-besaran : peluncuran album Lampu Merah ciptaan Walikota. Lagu itu bisa didengarkan melalui Spotivy.

Sebentar lagi video klipnya beredar. Shooting di tengah kebiadaban kendaraan saling sodok dan jalanan yang amburadul. Gak apa-apa. Inilah kota seni kelas adiluhung yang di lampu merah saja ada pagelaran musik kelas wahid.

Jangan ngomong soal Symphony No.9 Bethoven atau dentingan piano Sbastian Bach. Itu sih, kecil. Apalagi sekelas Addie MS, komponis lokal. Lewat.

Jangan bicara soal lirik-lirik Linkin Park atau Redhot Chilipappers. Apalagi cuma Beby Romeo.

Terus kamu mau bandingkan lagu ciptaan Walikota Depok dengan lagunya Sheilla, yang setiap sore konser di lampu merah dengan kecrekan dan dandanan seronok itu?

"Aku tak mau, kalau aku dimadu... Pulangkan saja pada orangtuaku..."

Jauh, mblo. Jauh. Lirik lagu Ciptaan Walikota ini kayak ceramah tentang kemacetan tapi dikasih musik. Penuh nasihat. Penuh wejangan. Rakyat seperti santri yang dicekoki kata sabar.

Sebagai rakyat Depok yang berbudi pekerti luhur saya berharap lagu ciptaan Walikota yang fenomenal ini bisa masuk top 40 tangga lagu dunia. Kalau gak bisa masuk tangga lagu, tangga darurat juga gak apa-apa.

Saya juga berdoa siang malam semoga seluruh jalan di Depok jadi jalan tol. Biar gak ada lampu merah!

Inilah kotaku. Mana kotamu?

Cara berfikir Walikota yang luar biasa ini memang khas PKS. Walikota sebelumnya punya program lebih bagus: makan dengan tangan kanan. Entahlah, apakah dulu warga Depok pernah hobi makan dengan kaki kanan. Saya gak jelas.

"Mas, tahu gak, ada nasihat bahwa kita harus selalu melangkah dengan kaki kanan lebih dulu. Tahu alasannya?"

"Gak tahu, Kum. Emang kenapa?"

"Kalau melangkah dengan kaki kanan dan kiri bersamaan, nanti dikira pocong..."

"Kum kalau dengerin lagu di lampu merah Depok, kuping kanan apa kuping kiri duluan yang denger?," Bambang Kusnadi menimpali.

***