Apapun "ideologi" jangan dijadikan sebuah movement betapa pun "mulia" ideologi tersebut. Movement ini akan memicu counter dan perlawanan dari pihak lain, karena sesuatu yang besar itu adalah ancaman.
Setiap pergerakan (movement) yang membesar apa pun "ideologi" yang diusung, pasti akan menimbulkan konflik. Mengapa? Karena ada pihak lain yang merasa terancam oleh besarnya movement itu.
Kita ambil contoh gerakan LGBT. Sebelum ada gerakan ini, publik menyikapi fenomena homoseksualitas ini biasa-biasa saja. Mereka juga tidak dipersekusi atau didiskriminasi. Tapi kemudian muncul gerakan membela LGBT yang sangat masif sehinga seperti kita lihat sekarang gerakan ini menjadi maha digdaya.
Apa yg terjadi? Ada segmen masyarakat yang merasa terancam dengan eksistensi movement ini. Padahal secara prinsipiil mereka bisa mentolerir homoseksualitas. Tapi setelah menjadi movement yang super power, timbullah perlawanan yang gigih.
Contoh lain adalah movement Partai Komunis Indonesia di tahun 1960an yang sedemikian dominan sehingga disebutkan sebagai partai komunis terbesar ketiga di dunia. Ini memicu kecemasan dan rasa terancam dari segmen masyarakat lainnya. Memicu resistensi dan konflik terbuka dalam masyarakat. Dan kita semua sudah mafhum tragedi yang mengikutinya.
Ada contoh lain yang sangat relevan tentang sebuah gerakan yang membesar luar biasa di dunia. Gerakan ini adalah gerakan suatu agama (saya tidak perlu menyebutkan apa namanya).
Sebelum ada gerakan yang sangat dahsyat ini, hubungan antar umat beragama akur-akur dan guyup aja. Tapi begitu ada movement yang mengusung agama ini, maka terjadilah konflik yang tajam. Mengapa? Karena movement yang membesar itu menjadi ancaman bagi segmen masyarakat yang bukan menganut agama itu.
Konflik Rusia-Ukraina pun bisa dibaca dengan paradigma ini. Hegemoni AS dgn NATO nya adalah suatu movement yang sangat menakutkan bagi Putin.
Bayangkan saja, dari 16 negara yang memisahkan dari Uni Sovyet di tahun 1991, 14 negara sudah bergabung dengan NATO. Dan Ukraina yg tetangga sebelah rumah juga berancang-ancang mau masuk NATO. Jadi, mau tak mau Putin harus bereaksi. Gerakan Amerikanisasi yang makin lama makin membesar tdk bisa dibiarkan.
Inilah kesimpulan saya. Bahwa apa pun "ideologi" jangan dijadikan sebuah movement betapa pun "mulia" ideologi tersebut. Movement ini (apalagi kalo menjadi besar dan maha digdaya) akan memicu counter dan perlawanan dari pihak lain. Karena sesuatu yang besar itu adalah ancaman.
Ini naluri manusia yang mendasar. Tapi repotnya manusia ini justru ingin membuat movement unuk meneguhkan "ideologi"nya.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews