Pemudik Jangan Lengah Prokes, Covid-19 Masih Ada

Kebijakan Pemerintah yang memperbolehkan masyarakat untuk melaksanakan mudik Lebaran hendaknya disikapi dengan penuh tanggung jawab dengan selalu taat Prokes.

Kamis, 28 April 2022 | 18:14 WIB
0
100
Pemudik Jangan Lengah Prokes, Covid-19 Masih Ada
Prokes mudik

Seluruh masyarakat pelaku perjalanan mudik Lebaran 2022 jangan sampai menjadi lengah dan tidak menerapkan protokol kesehatan. Faktanya, risiko penularan COVID-19 masih ada dan pandemi belum berakhir sepenuhnya.

Keputusan diperbolehkannya melakukan perjalanan mudik Lebaran tahun 2022 ini telah dibuka oleh Pemerintah.

Meski masyarakat memang telah diperbolehkan untuk melakukan perjalanan mudik, namun terdapat sebuah pesan penting yang disampaikan oleh Satgas Covid-19 bahwa seluruh pemudik diharapkan untuk sama sekali tidak lengah dan terus menaati protokol kesehatan.

Ketua Bidang Komunikasi Satgas Covid-19, Hery Triyanto menyatakan bahwa meski telah lebih dari 60 persen populasi masyarakat di Indonesia sudah melakukan vaksinasi secara lengkap, namun bukan berarti risiko penularan Covid-19 sama sekali hilang dan tidak ada, melainkan risiko tersebut masih saja bisa terjadi.

Untuk itu sama sekali kita tidak diperbolehkan lengah dan merasa bahwa semua akan pasti aman tanpa menerapkan Prokes.

Justru poin penting untuk setidaknya bisa meminimalisasi seluruh risiko penularan tersebut adalah dengan penerapan protokol kesehatan yang sangat ketat. Di samping itu juga telah melakukan vaksinasi hingga dosis ketiga atau booster.

Hal tersebut dikarenakan memang sampai saat ini pun Badan Kesehatan Dunia (WHO) sendiri masih belum mengumumkan status baru dan mencabut status pandemi, yang mana berarti pandemi masih belum berakhir meski sudah sangat terkendali dan kurvanya melandai.

Terdapat sebuah data dari hasil survey Serologi yang telah dilakukan oleh Kementerian Kesehatan pada akhir Maret 2022 menyatakan bahwa ternyata sudah sekitar 99,3 persen masyarakat di Jawa dan Bali telah memiliki imunitas terhadap Covid-19. Tentu kabar ini menjadi kabar yang sangat baik dan tugas kita hanya perlu untuk menjaga keadaan terus seperti itu.

Namun ternyata ditambahkan oleh Hery bahwa terbentuknya imunitas yang sudah cukup besar dalam sebuah populasi masyarakat tersebut sama sekali tidak bisa menjamin bahwa kita berarti telah kebal dari penularan Covid-19.

Berkaca dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya, yakni selalu ada lonjakan kasus baru dengan varian baru setelah libur Lebaran, ketika masyarakat bisa menjaga Prokes dengan ketat maka hal tersebut diharapkan tidak akan terulang Iimbauan kepada masyarakat untuk tidak lengah dan terus mawas diri juga dinyatakan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate yang menyatakan bahwa jangan sampai kita kemudian menganggap remeh dan sama sekali tidak waspada.

Selain itu kebiasaan untuk menggunakan masker dengan benar, terus rajin mencuci tangan hingga menghindari jarak dari kerumunan hendaknya harus terus dijaga.

Beberapa kegiatan yang patut diwaspadai oleh masyarakat tatkala mudik Lebaran 2022 adalah kegiatan silaturahmi yang tentu akan melibatkan banyak interaksi bahkan hingga kepada kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia. Ditambah dengan masyarakat yang mungkin baru saja selesai melakukan perjalanan jauh dan mengunjungi fasilitas umum yang kepadatannya tinggi. Tentunya itu akan sangat berpotensi untuk menjadi risiko penularan bagi kita apabila kita tidak waspada.

Perkiraan peningkatan para pemudik khususnya di tahun ini akan sangat membludak bahkan hingga sekitar 85,5 juta orang yang tentu angka tersebut bukanlah angka yang sedikit.

Sehingga jangan sampai kita justru yang niat awalnya adalah kebaikan, yakni menjalin hubungan persaudaraan dengan warga di kampung, namun justru mendatangkan marabahaya bagi mereka.

Kebijakan Pemerintah yang memperbolehkan masyarakat untuk melaksanakan mudik Lebaran hendaknya disikapi dengan penuh tanggung jawab dengan selalu taat Prokes. Dengan adanya kepatuhan masyarakat tersebut, ledakan kasus Covid-19 pasca Idul Fitri diharapkan tidak terulang kembali.

Agung Suwandaru, Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute