Mewaspadai Hepatitis Akut dengan Taat Prokes dan Hidup Bersih

Masyarakat wajib mewaspadai penyakit hepatitis akut misterius yang sedang menyebar ke seluruh dunia.

Selasa, 10 Mei 2022 | 19:50 WIB
0
150
Mewaspadai Hepatitis Akut dengan Taat Prokes dan Hidup Bersih
Hepatitis (Foto: kompas.com)


Masyarakat diimbau untuk mewaspadai akan penyakit hepatitis akut, karena mayoritas korbannya adalah anak-anak. Untuk mencegah penularan hepatitis akut maka masyarakat wajib bergaya hidup sehat dan bersih serta menaati prokes (protokol kesehatan).

Pandemi belum dinyatakan usai tetapi masyarakat masih harus menghadapi satu penyakit lagi yakni hepatitis akut. Hepatitis jenis baru ini belum diketahui penyebabnya karena pemerintah masih mengadakan penelitian panel virus untuk mengetahuinya.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan penyebaran hepatitis akut misterius dengan status KLB (kejadian luar biasa) dan penyakit ini sudah tersebar di belasan negara, termasuk Indonesia.

Lantas bagaimana cara mencegah hepatitis akut? Dinas Kesehatan Kota Bandung mengeluarkan surat edaran yang berisi cara-cara untuk mencegah penyakit berbahaya ini. Pertama dengan memastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih, tidak berdekatan dengan orang sakit, dan tidak bergantian alat makan.

Dalam artian, kurangi benar intensitas makan di luar karena tidak tahu kebersihan dan kematangannya.

Dengan makan di rumah atau membawa bekal maka sudah pasti higienis dan matang betul. Selain itu juga terhindar dari peminjaman alat makan.

Jika memang ada yang meminjam mangkuk atau alat makan lain, maka cucilah dengan air panas agar higienis. Memang jadinya lebih lelah tetapi wajib dilakukan untuk mencegah penularan hepatitis akut.

Kedua, masyarakat diimbau untuk mengikuti pemberitaan tentang hepatitis akut, baik dari surat kabar maupun media online. Dengan update beritanya maka akan paham cara penanganannya. Jika ada saudara atau tetangga yang sakit hepatitis maka segera dibawa ke Rumah Sakit terdekat.

Ciri-ciri hepatitis akut juga wajib dihafal agar penangannya maksimal. Pasien biasanya sakit kuning (bahkan bagian putih di matanya juga berwarna kuning), sering mual, diare, dan kejang-kejang, bahkan kesadarannya menurun. Jika sudah begitu maka wajib segera dilarikan ke Unit Gawat Darurat agar mendapat pertolongan dari tenaga kesehatan.

Cara hidup bersih dan sehat serta taat prokes juga merupakan cara pencegahan penularan hepatitis akut. Dengan rajin mencuci tangan maka akan terhindar dari kuman, bakteri, dan virus yang membawa penyakit hepatitis akut misterius. Bawa juga hand sanitizer agar bisa membersihkan tangan tanpa harus mencari wastafel.

Protokol kesehatan yang lain juga wajib ditaati seperti memakai masker. Ternyata masker juga tak hanya mencegah penularan Corona, tetapi juga penyakit lain seperti hepatitis akut. Jika mulut dan hidung tertutupi maka tidak akan terkena virus apa saja. Namun perlu diingat bahwa masker maksimal digunakan selama 4 jam, jadi saat bepergian harus membawa masker cadangan.

Prokes yang lain seperti menjaga jarak dan menghindari kerumunan juga wajib ditaati. Penyebabnya karena kita tidak tahu di antara orang-orang yang ada di kerumunan, siapa yang terjangkiti oleh virus hepatitis misterius. Apalagi jika banyak yang tidak pakai masker, maka resiko penularan akan makin besar.

Hidup bersih dan sehat memang harus jadi lifestyle walau pandemi telah usai. Penyebabnya karena dengan bergaya hidup bersih dan sehat maka akan terhindar dari Corona, hepatitis akut, atau penyakit lain. Tetaplah rajin makan sayur dan buah, minum air putih, dan berolahraga ringan setiap hari.

Masyarakat wajib mewaspadai penyakit hepatitis akut misterius yang sedang menyebar ke seluruh dunia. Jika terdapat anggota keluarga yang terkena gejala tersebut diatas, maka harus segera dilarikan ke Rumah Sakit.

Selain itu, untuk pencegahan penyakit ini, maka wajib menjaga gaya hidup bersih dan sehat, memakai masker, serta menaati protokol kesehatan yang lain. Dengan adanya kewaspadaan bersama, maka diharapkan tidak ada masyarakat yang menjadi korban.

Aulia Hawa, Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute