Saya menulis ini bukan untuk melakukan pembelaan kepada Ferdinand. Namun untuk mengajak kepada kita semua supaya tidak mudah me-judge seseorang.
Waktu Ferdinand Hutahaean mengatakan bahwa cuitan (tweet) nya merupakan dialog antara hati dan pikirannya di tengah perjuangan menjalani penyakit saraf yg dideritanya, saya mempercayainya.
Saya tidak menganggap dia memakai jurus ngeles untuk berkelit terhadap tuduhan ujaran penistaan agama. Saya meyakini bahwa penyakit saraf yang dialaminya berimbas pada gangguan mentalnya yang termanifestasi pada tulisan di twitter itu.
Awam mungkin akan mengatakan penyakit saraf tidak ada kaitannya penyakit jiwa. Tapi dengarkan sekelumit cerita tentang Robin Williams, komedian ternama yang meninggal bunuh diri di tahun 2014. Dia bunuh diri karena penyakit Lewy Body Disease (LBD) yang menderanya.
LBD adalah kerusakan pada saraf (neurons) di otak yang mempengaruhi pikiran (thinking), pergerakan (movement), perilaku (behavior), dan suasana hati (mood).
Awalnya LBD seperti sulit BAB (constipation), sulit kencing, sulit tidur (insomnia), hilang indera penciuman, agak tremor dan mudah stres.
Setelah lebih parah (advanced), paranoia, delusion, gampang lupa, halusinasi akan menghinggapi penderita LBD. Robin Williams terbenam dalam kubangan mental yang dia dan dokter-dokter tidak bisa menolongnya. Dia betul-betul frustrasi.
Semua tes laboratorium hasilnya negatif (normal), kecuali kadar cortisol yang tinggi. Dokter tidak bisa menemukan diagnosisnya. Dokter baru mengkonfirmasi penyakit LBD setelah dia meninggal.
Saya tidak mengatakan bahwa Ferdinand mengalami Lewy Body Disease, tetapi saya meyakini dia menderita gangguan saraf yang mirip dengan LBD ini.
Gangguan saraf yang berimbas pada fungsi kognitif. Jadi, kalo dia menulis seperti apa yang diungkapkannya di twitter tidak bisa diukur dengan nalar orang yang normal. Misalnya dengan nalar bahasa, nalar logika.
Kita juga tidak bisa berkilah bahwa Ferdinand tidak nampak seperti orang dgn gangguan jiwa (ODGJ). Karena pada penyakit LBD yang bersangkutan penampilan luarnya "normal-normal" saja.
Saya menulis ini bukan untuk melakukan pembelaan kepada Ferdinand. Namun untuk mengajak kepada kita semua supaya tidak mudah me-judge seseorang.
Hidup ini tidak hitam putih. Banyak kemungkinan yang melatari seseorang berbuat sesuatu. Contohnya seperti Robin Williams, kita men-judge kenapa dia terkenal, kaya, bahagia keluarganya, kok bunuh diri?
Baru belakangan setelah dia telah tiada, kita baru tahu tentang LBD yang menderanya bertahun-tahun.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews