Itulah kesimpulan survei yang dilakukan oleh CareerCast. Selama tiga tahun berturut- turut (2013, 2014, 2015), bekerja di koran itu menempati rangking pertama jenis pekerjaan terburuk. (1)
Banyak kriteria yang digunakan untuk menyusun ranking. Antara lain: tingkat stress, income, potensi karir ke depan.
Yang terburuk diantara bekerja di koran itu adalah koran cetak. Ini industri yang akan masuk museum. Kerja di koran cetak akan menjadi kenangan peradaban. Zaman baru membunuh koran cetak.
Riset juga menunjukkan “Menonton semakin digemari ketimbang Membaca.” Terutama pada generasi muda, jika ada pilihan berita untuk dibaca versus berita yang sama yang tersedia dalam bentuk audio visual, maka audio visual yang akan dipilih.
Informasi, hiburan, renungan, jika ingin meraih lebih banyak audience, ia perlu dialihkan ke bentuk audio visual. (2)
Generasi kelima teknologi internet (5G) segera tiba. Tahun ini, 2021, akan mulai banyak teknologi menggunakan 5G.
Perubahan peradaban yang akan dibawa oleh 5G jauh lebih besar ketimbang perubahan yang dibawa oleh 4G, 3G, 2G, 1G digabung menjadi satu. (3)
Akan datang era Smart City. Lampu kota akan mati otomatis jika tak ada orang disekitar. Ini dapat menghemat enerji sebuah kota senilai 30 trilyun pertahun.
Akan datang era mobil tanpa supir. Jutaan kecelakaan mobil dapat dikurangi. Kecelakaan acapkali disebabkan oleh human error. Kini human error tak ada karena supir tak lagi dibutuhkan.
Dokter tak lagi dikunjungi secara fisik. Berkembang telemedicine. Konsultasi dan obat bisa diberikan jarak jauh.Dunia virtual semakin dominan. Internet of everything terjadi. Koneksi internet jauh lebih cepat, lebih banyak, lebih bagus gambar dan dimana mana.
Dunia semakin menyatu. Audio visual semakin dominan.
Apa efek perkembangan diatas terutama bagi mereka yang bekerja dalam dunia opini di ruang publik?
Terutama untuk penulis yang ingin bertahan di zaman baru, harus mengantisipasi efeknya.
Karya dalam bentuk audio visual akan bertahan panjang. Sementara yang dalam bentuk teks semata semakin kurang diminati. Teks akan ditinggalkan.
Berita dan informasi cepat basi. Setiap detik zaman berubah. Yang akan panjang bertahan adalah informasi yang timeless. Yang lebih bersifat renungan. Pemikiran.
Jikapun merespon isu yang tengah hot, selalu cari esensi lebih universal, lebih reflektif tentang isu itu.
Zaman semakin menyatu. Bahasa Inggris menjadi bahasa bersama. Karya yang ditulis dalam bahasa Inggris, setidaknya jika itu video, ada substitle bahasa Inggris, ia lebih sesuai dengan zaman baru.
Saya merasakan berkah hidup dalam komunitas yang trendy dengan perkembangan teknologi.
Komunitas ini membentuk tim yang mengalih wahanakan banyak buku saya ke dalam audio visual. Lalu diberikan substitle bahasa Inggris.
Enam tahun sudah komunitas ini bekerja. Hasilnya hingga esai ini ditulis: 70 video karya terpilih, dalam durasi mulai dari 3 menit hingga 30 menit.
Buku saya soal kisah diskriminasi di Indonesia dalam bentuk puisi esai sudah di “audio-visual” kan. Bersama sineas Hanung Bramantyo, buku Atas Nama Cinta sudah menjadi 5 serial film (durasi masing- masing 30 menit).
Juga diberikan substitle bahasa Inggris di sana.
Buku saya soal jeritan batin di era Virus Corona, dalam bentuk cerpen esai, Atas Nama Derita, juga sudah divideokan.
FX Purnomo menggandeng aktor papan atas: Christine Hakim, Reza Rahadian, Marini, Agus Kuncoro, Ray Sahatepy, Ina Febriyanti, dan lain lain, sudah mengubah buku itu menjadi 8 serial film (durasi sekitar masing masing 15-20 menit).
Juga diberi substitle bahasa Inggris.
Bahkan buku non- fiksi saya, Sprituality of Happiness, pedoman hidup bahagia berdasarkan hasil riset, juga mulai dibuatkan audio visualnya.
Buku ini sedang ditata menjadi training dan pelatihan hidup bahagia. Ini kombinasi antara pengajaran lewat diskusi dan meditasi.
Setiap sesi akan dimulai dengan video, audio visual, sebagai simulasi berdasarkan prinsip buku Spirituality of Happiness itu.
Sebanyak 70 video, yang memvisualkan berbagai buku saya dan tulisan lepas, bisa dilihat di Akun Youtube: Karya Terpilih Denny JA (Playlist).
Ini playlist yang akan terus tumbuh. Dapat dikatakan ini ikhtiar budaya seorang penulis merespon zaman yang berubah.
Yaitu zaman yang lebih memilih audio visual ketimbang teks. Yang lebih memilih ada elemen bahasa Inggris agar bisa diakses dunia yang mengglobal.
Zaman tengah berubah. Yang akan bertahan dan maju adalah mereka yang juga berubah. Lebih sesuai dengan zamannya. Ujar Darwin: Survival of the Fittest!
Febuari 2021.
Denny JA
***
CATATAN
1. Tiga tahun berturut hasil survei: bekerja di koran adalah pekerjaan terburuk di dunia
2. Publik lebih banyak menonton ketimbang membaca
3. Telah datang 5G yang segera mengubah peradaban
4. Ikhtiar merespon zaman yang berubah: 70 video karya terpilih Denny JA (mengalihkan teks ke video)
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews