Kita sambut bulan Ramadan idengan kenormalan baru. Insya Allah, berkah bulan Ramadan akan tetap terasa di hati kita masing-masing
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillah, pada malam ini, kita diizinkan oleh Allah Subhanahu Wa Taala untuk berjumpa kembali dengan bulan Ramadan. Sungguh perjumpaan dengan bulan Ramadan adalah hal yang senantiasa dinantikan oleh seluruh umat Islam di seluruh dunia, dan tidak semua umat Islam masih diberi kesempatan untuk kembali dengan suasana bulan Ramadan sehingga patutlah kita mengucap syukur kepada-Nya atas nikmat yang luar biasa ini.
Tak lupa kita berselawat kepada Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wa Sallam, moga-mogalah kita semua termasuk dalam umat yang menerima pertolongan dan syafaat-Nya di hari akhir kelak.
Bulan Ramadan kali ini, rupanya masih ada kemiripan dengan bulan Ramadan tahun lalu. Kita masih berhadapan dengan pandemi COVID-19, penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2. Ternyata, tidak seperti wabah-wabah yang pernah muncul seperti wabah flu burung, flu babi, SARS, atau MERS yang dengan cepat dapat teratasi, pandemi yang kita hadapi kali ini masih berlangsung dalam jangka panjang.
Pandemi yang kita hadapi ini mirip dengan pandemi influenza pada tahun 1918 dulu, di mana butuh sekurangnya 4 tahun hingga situasi kehidupan benar-benar kembali seperti semula. Kita akan hidup berdampingan dengan virus SARS-CoV-2 dalam jangka waktu yang tidak sebentar, dan menerapkan kebiasaan-kebiasaan baru untuk mengurangi risiko penularan di masyarakat, termasuk di kalangan umat Islam.
Namun, ada perbedaan antara bulan Ramadan tahun ini dengan bulan Ramadan di tahun yang lalu. Bulan Ramadan tahun ini, kita sudah lebih memahami karakteristik virus corona jika dibandingkan tahun lalu, bagaimana cara penularan dan bagaiman amenghindarinya. Kita semua sudah lebih terdidik untuk menerapkan protokol kesehatan, yang mana protokol kesehatan ini adalah penerapan nyata dari hadist ‘annadhafatu minal iman’, kebersihan sebagian dari iman. Kita semua sudah sadar akan pentingnya menjaga diri kita sendiri dan orang lain dari risiko tertular COVID-19.
Saat ini pun vaksinasi COVID-19 sudah dapat dilakukan, untuk meningkatkan kekebalan masyarakat terhadap virus corona.
Saya baru saja menerima vaksin dosis pertama pada hari Jumat lalu, dan hingga hari ini sudah ada 10 juta warga negara Indonesia yang menerima vaksinasi COVID-19. Kita patut bersyukur, para pemimpin negara kita berhasil mengamankan berjuta-juta dosis vaksin yang efektivitas dan kehalalannya terjamin, untuk dapat diberikan kepada berbagai lapisan masyarakat secara gratis.
Kasus COVID-19 di Indonesia pun, sejak Februari 2021 menunjukkan penurunan signifikan. Dari 176.672 kasus aktif COVID-19 di Indonesia pada awal Februari 2021, kini sudah mengalami penurunan hingga tinggal 109.372 saja. Penambahan kasus baru yang sempat menyentuh angka 14 ribu kasus per hari, kini menurun hingga sekitar empat ribu kasus per hari dan cenderung terus menurun. Angka kesembuhan COVID-19 pun meningkat, sebanyak 90% warga negara kita yang terkena COVID-19, diberikan kesembuhan oleh Allah Subhanahu Wa Taala, melalui perantara para tenaga medis kita yang berjuang di garda depan, yang insya Allah mereka telah melakukan jihad sebenar-benar jihad yaitu menyelamatkan kepentingan umat manusia.
Berdasarkan hal-hal di atas, maka kita sudah dapat melaksanakan ibadah berjamaah di masjid dan musala masing-masing. Tentunya, kita masih harus menerapkan prinsip-prinsip pencegahan penularan infeksi, yaitu dengan melakukan jaga jarak, menjaga kebersihan tangan, dan selalu mengenakan masker. Kita belum dapat bersalam-salaman secara langsung, dan memang belum semua kegiatan dapat dilaksanakan mengingat saat ini prioritas utama kita adalah pencegahan penularan. Namun, yakinlah, Allah Maha Mengetahui niat baik kita masing-masing.
Marilah kita menyambut bulan Ramadan di tahun ini dengan kenormalan baru. Insya Allah, berkah bulan Ramadan akan tetap terasa di hati kita masing-masing.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews