Ilmu yang diajarkan Lord Didi ini, apabila kita praktikkan dalam kehidupan kita, insya Allah akan membawa berkah bagi beliau.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah wa syukurillah, hari ini Allah Subhanahu Wa Ta’ala masih mengizinkan kita untuk menjalani bulan Ramadan hingga kita bisa sampai pada malam ketigabelas. Semoga semangat ibadah dan takwa kita tetap terjaga dan terus bertambah, dan semoga Allah berikan kita kesempatan untuk menyelesaikan bulan Ramadan ini, juga agar kita bisa berjumpa lagi dengan Ramadan di tahun-tahun berikutnya.
Tak lupa marilah kita berselawat kepada Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wa Sallam, dan moga-mogalah kita termasuk orang-orang yang beruntung mendapatkan syafaat beliau di yaumul qiyamah kelak, aamiin ya rabbal alamin.
Rasulullah pernah bersabda bahwa setiap manusia itu akan terputus catatan amalnya apabila meninggal dunia. Ini jelas, karena setiap manusia yang sudah meninggal tentu tidak akan bisa melakukan amalan-amalan baik lagi. Namun, ada tiga hal yang akan membuat catatan amal orang tadi akan terus berlanjut, setelah ia meninggal.
Yang pertama adalah sedekah jariah, atau sedekah yang memicu sebuah kebaikan yang berkelanjutan. Yang kedua adalah ilmu yang bermanfaat. Yang ketiga adalah anak saleh yang mendoakan orang tuanya.
Hari ini, kita mendapat kabar duka. Seniman campursari yang bergelar The Godfather of Broken Heart, Didi Kempot, meninggal dunia. Dulu terkenal di awal tahun 2000-an, kemudian pada akhir-akhir ini kembali mengecap kesuksesan di kalangan milenial. Rasanya baru saja Lord Didi kembali terkenal, hari ini beliau meninggalkan kita untuk selamanya.
Lord Didi, pada saat pandemi COVID-19 ini, ikut mengambil langkah. Lord Didi beberapa kali menggelar konser amal secara online, menggalang donasi untuk menangani pandemi COVID-19. Kalau diperhatikan, konser-konser amal yang diadakan Lord Didi selalu berhasil mengumpulkan dana hingga milyaran rupiah. Pun, Lord Didi tak mau mengambil bagian dari uang yang dikumpulkan itu. Sepenuhnya beliau sumbangkan untuk pihak-pihak yang berkepentingan.
Uang yang dikumpulkan Lord Didi ini pasti akan mengalir ke mana-mana. Mungkin ada yang mengalir ke riset terkait COVID-19. Atau untuk pembangunan fasilitas kesehatan yang menangani penyakit-penyakit infeksi. Mengalir ke berbagai bantuan untuk masyarakat yang terdampak pandemi. Sedekah Lord Didi, semoga menjadi amal jariah yang akan senantiasa mengalir pahalanya kepada beliau.
Dalam karir beliau sebagai musisi, Lord Didi senantiasa memberikan ilmu-ilmu yang bermanfaat bagi para Sobat Ambyar, selain menghibur dengan lagu-lagu patah hatinya. Saat pandemi ini, Lord Didi berulang kali mengingatkan untuk mematuhi anjuran pemerintah, jaga jarak, cuci tangan, pakai masker, di rumah saja, jangan mudik. Sesuai dengan perintah Allah agar kita mematuhi ulil amri/pemimpin.
Lord Didi juga mengajarkan cinta tanah air kepada para Sobat Ambyar. Berdasarkan pengalaman Pak Guru hadir di konsernya Lord Didi, beliau kerap mengajak Sobat Ambyar untuk mencintai NKRI dan Pancasila di tengah-tengah pergantian lagu. Oh iya, konsistensi Lord Didi untuk membawakan tembang campursari, memakai pakaian tradisional saat tampil, juga membawa pesan penting: cintailah budaya kita.
Ilmu yang diajarkan Lord Didi ini, apabila kita praktikkan dalam kehidupan kita, insya Allah akan membawa berkah bagi beliau. Ini, insya Allah akan menjadi ilmu yang bermanfaat bagi kita semua. Lord Didi mengajarkan kita untuk bersatu dalam wadah NKRI, dan mencintai budaya lokal kita.
Selamat jalan, Lord Didi.
Wallahu a’lam, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews