Perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan Vaksinasi dianggap sukses menurunkan Kasus Corona. Kendati terdapat penurunan kasus aktif Covid-19 akibat PPKM dan Vaksinasi, masyarakat pun diimbau untuk selalu menaati Prokes karena pandemi virus Corona masih berlangsung.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B Pandjaitan akhirnya memutuskan agar PPKM kembali diperpanjang. Publik sudah menduga bahwa program ini masih diteruskan hingga tanggal 20 September 2021. Seperti pada periode yang sebelumnya (sejak bulan Juli), PPKM memang terus diperpanjang.
Mengapa PPKM terus-menerus diperpanjang dan belum tahu kapan selesainya? Penyebabnya karena pemerintah ingin agar ada pengendalian pandemi yang dilakukan dengan ketat dan menekan jumlah pasien Corona. Evaluasi dilakukan per minggu dan jika hasilnya belum dianggap memuaskan, maka PPKM diputuskan untuk diperpanjang.
Memang PPKM adalah program istimewa yang berjalan sejak bulan Juli 2021, dan hingga 2 bulan kemudian masih diberlakukan. Namun kita tidak boleh mengeluh akan perpanjangannya, karena ada banyak hasil yang positif dari program ini. Pertama, jumlah daerah yang terkena PPKM level 4 turun drastis menjadi 3 saja, yakni di Brebes, Cirebon, dan Purwakarta.
Pada minggu sebelumnya ada 11 daerah di Jawa-Bali yang masuk dalam PPKM level 4. Bahkan pada awal PPKM bulan juli 2021, hampir semua daerah di Jawa-Bali masuk dalam kategori merah alias jumlah pasien Covid membludak. Perkembangan ini tentu sangat positif karena menunjukkan keampuhan PPKM yang bisa mengendalikan Corona di Indonesia.
Kedua, jumlah pasien Corona di Indonesia juga turun drastis. Menurut data dari tim satgas penanganan Covid, pada tanggal 14 Juli 2021 jumlah pasien Covid di seluruh negeri ini mencapai lebih dari 54.000 orang. Namun pada tanggal 14 September 2021, jumlahnya menurun drastis menjadi ‘hanya’ 4.000 pasien alias tinggal kurang dari 10% dari jumlah awal.
Menurunnya jumlah pasien Corona tentu melegakan karena ada harapan untuk keluar dari fase pandemi secepatnya. Penyebabnya karena jika banyak yang sehat maka kita bisa memperbaiki perekonomian negara agar tidak oleng dan terperosok dalam resesi atau krisis ekonomi jilid 2. Semoga jumlah pasien Covid bisa ditekan hingga 0%.
Selain PPKM, pemerintah juga mengencarkan vaksinasi untuk mengendalikan Corona di Indonesia. Program ini sudah digratiskan dan vaksin memiliki status halal MUI serta lolos uji BPOM, sehingga tidak ada alasan untuk menolaknya. Dengan diinjeksi vaksin maka kita memiliki kekebalan tubuh yang baik sehingga aman dari virus Covid-19.
Target vaksinasi nasional adalah selesai dalam 12 bulan dan ada 3 juta injeksi per hari (di seluruh Indonesia). Untuk mempercepat selesainya vaksinasi maka dilakukan suntikan secara massal sehingga makin banyak masyarakat yang sudah diinjeksi. Program ini biasanya bekerja sama dengan aparat sehingga berlangsung dengan lebih disiplin karena peraturannya lebih ketat.
Makin banyak yang sudah divaksin maka makin cepat pula kita mendapatkan kekebalan kelompok, sehingga vaksinasi memang dipercepat oleh pemerintah. Targetnya pada tahun 2022 mendatang 100% WNI sudah mendapatkan injeksi vaksin sehingga Indonesia bisa bebas Corona.
Masyarakat juga mau divaksin karena kartu vaksin saat ini menjadi syarat di mana-mana, sebelum naik transportasi massal, sebelum masuk ke Mall, dll.
PPKM memang terus diperpanjang untuk mengendalikan pandemi Corona dan menekan angka pasien, kalau bisa hingga 0%.
Penyebabnya karena saat mobilitas masyarakat dibatasi saat program ini diberlakukan maka virus tidak akan menyebar ke mana-mana. Program vaksinasi nasional juga digenjot agar cepat selesai dan membentuk herd community. (Siti Istiqamah)
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews