ITB pun ternyata pernah memberikan (gelar) Profesor Kehormatan (Honorary Profesor) ke beberapa orang.
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, profesor adalah "pangkat dosen tertinggi di perguruan tinggi; guru besar; mahaguru". Sedangkan kata Mbak Wikipedia, profesor yang biasa disingkat dan dipanggil prof itu adalah "seorang guru senior, dosen dan/atau peneliti yang biasanya dipekerjakan oleh lembaga/institusi pendidikan perguruan tinggi atau universitas".
Di Indonesia, sebagaimana diatur dalam UU No 14/2005 tentang Guru dan Dosen, profesor adalah jabatan fungsional, bukan gelar akademik. Dan, jabatan itu adalah jabatan fungsional tertinggi bagi dosen yang masih mengajar di lingkungan satuan pendidikan tinggi.
Tapi, itu untuk kategori "profesor biasa". Memangnya ada profesor yang tidak biasa? Oh, ada. Namanya Profesor tidak tetap. Dan itu resmi, diatur dalam Peraturan Mendikbud No 40/2012 tentang profesor/guru besar tidak tetap pada perguruan tinggi.
Peraturan ini kemudian diikuti oleh Surat Edaran Dirjen Pendidikan Tinggi No 154/E/KP/2013 tentang guru besar tidak.
Lewat dua aturan ini, maka jabatan profesor tidak lagi hanya diberikan kepada dosen yang masih mengajar di perguruan tinggi sebagaimana diamanatkan dalam UU No 14/2005, tapi kepada siapa saja dan bukan dari kalangan akademisi.
Cuma, istilahnya ditambah TIDAK TETAP, sehingga mestinya ditulis Profesor Tidak Tetap, bukan Profesor Kehormatan sebagaimana ramai diberitakan beberapa terakhir ini.
Lalu, dari manakah istilah Profesor Kehormatan itu muncul? Entahlah, mungkin harus kita tanya ke semak belukar yang sering dibakar.
Tapi, yang jelas, bukan cuma Megawati yang pernah dianugerahi jabatan itu. Mantan Presiden SBY sudah diberikan juga oleh Universitas Pertahanan. Dan Universitas Pertahanan juga ternyata bukan perguruan tinggi pertama di negeri yang pernah menganugerahkan hal yang sama.
ITB pun ternyata pernah memberikan (gelar) Profesor Kehormatan (Honorary Profesor) ke beberapa orang.
Hanya bedanya, mereka yang diberi oleh ITB itu memang profesor sungguhan yang berasal dari negara lain...
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews