Pahlawan feminin harus bisa tumbuhkan perasaan dalam jiwa warga negara suatu sikap adil terhadap bangsa lain, termasuk sikap fair dalam hubungan perdagangan antarbangsa.
Untuk bangun negeri di tengah kehidupan yang dihantui ketakutan, kebencian dan permusuhan, karakter kepahlawanan yang diperlukan harus bisa kurangi watak maskulinitas kependekaran digantikan oleh jiwa kepahlawanan yang lebih feminin.
Dalam menumbuhkan jiwa kepahlawanan feminin, Johann Gottfried Herder mengingatkan perlunya upayakan “keadilan universal, rasa kemanusiaan dan nalar aktif” dgn menumbuhkan jiwa damai dan altruis dlm diri warga negara.
Untuk itu, pahlawan feminin harus ingatkan kengerian “horor kekerasan/peperangan”. Bahwa setiap peperangan/kekerasan, kecuali untuk sekadar bela diri, adlh suatu kegilaan tercela, yang timbulkan kepedihan tak bertepi dan kemerosotan moral.
Pahlawan feminin harus didik warga negara kurangi penghormatan pada keagungan heroik, seperti kemenangan peperangan beserta pahlawan mitologisnya. Pahlawan feminin harus ingatkan tentang “horor dari salah urus kenegaraan”, dengan mengajarkan ketidakhormatan dan pembangkangan terhadap otoritas politik yang suka sulut pertikaian demi kepentingan politiknya.
Untuk itu, perlu tumbuhkan semangat kewargaan yang aktif dan kritis.
Pahlawan feminin harus tumbuhkan patriotisme welas asih, dengan menyerukan warga negara untuk dapat mengembangkan dan merasakan potensi kebajikan yang ada pasa bangsanya.
Energi warga negara harus diarahkan untuk bisa capai kehidupan kewargaan yang makmur, adil, damai, berprestasi dan bermakna demi meraih kebahagiaan hidup bersama.
Pahlawan feminin harus bisa tumbuhkan perasaan dalam jiwa warga negara suatu sikap adil terhadap bangsa lain, termasuk sikap fair dalam hubungan perdagangan antarbangsa, agar negara miskin tak dikorbankan bagi keserakahan negara kaya. Ia pun harus didik warga negara untuk bisa mengarungi aktivitas bermanfaat secara riang gembira.
Kali ini saya tampilkan salah seorang representasi pahlawan feminin: Dr. Francisca Sestri; Commercial Director PT. Mustika Ratu Tbk. ( 2014), Sekjen LPER dan Waka I STIE STMIK Insan Pembangunan.
Berikut testimoninya tentang karya saya: "Semua buku kang Yudi Latif menyuburkan jiwa persatuan dan toleransi. Selain buku Pendidikan yang Berkebudayaan dan Wawasan Pancasila, masih banyak karya lain yang bermutu, terutama Negara Paripurna, yang juga saya miliki."
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews