Kepahlawanan Feminin

Pahlawan feminin harus bisa tumbuhkan perasaan dalam jiwa warga negara suatu sikap adil terhadap bangsa lain, termasuk sikap fair dalam hubungan perdagangan antarbangsa.

Sabtu, 27 Maret 2021 | 08:49 WIB
0
298
Kepahlawanan Feminin
Francisca Setri (Foto; Instagram/Yudi Latif)

Untuk bangun negeri di tengah kehidupan yang dihantui ketakutan, kebencian dan permusuhan, karakter kepahlawanan yang diperlukan harus bisa kurangi watak maskulinitas kependekaran digantikan oleh jiwa kepahlawanan yang lebih feminin. 

Dalam menumbuhkan jiwa kepahlawanan feminin, Johann Gottfried Herder mengingatkan perlunya upayakan “keadilan universal, rasa kemanusiaan dan nalar aktif” dgn menumbuhkan jiwa damai dan altruis dlm diri warga negara.

Untuk itu, pahlawan feminin harus ingatkan kengerian “horor kekerasan/peperangan”. Bahwa setiap peperangan/kekerasan, kecuali untuk sekadar bela diri, adlh suatu kegilaan tercela, yang timbulkan kepedihan tak bertepi dan kemerosotan moral. 

Pahlawan feminin harus didik warga negara kurangi penghormatan pada keagungan heroik, seperti kemenangan peperangan beserta pahlawan mitologisnya. Pahlawan feminin harus ingatkan tentang “horor dari salah urus kenegaraan”, dengan mengajarkan ketidakhormatan dan pembangkangan terhadap otoritas politik yang suka sulut pertikaian demi kepentingan politiknya.

Untuk itu, perlu tumbuhkan semangat kewargaan yang aktif dan kritis. 

Pahlawan feminin harus tumbuhkan patriotisme welas asih, dengan menyerukan warga negara untuk dapat mengembangkan dan merasakan potensi kebajikan yang ada pasa bangsanya.

Energi warga negara harus diarahkan untuk bisa capai kehidupan kewargaan yang makmur, adil, damai, berprestasi dan bermakna demi meraih kebahagiaan hidup bersama. 

Pahlawan feminin harus bisa tumbuhkan perasaan dalam jiwa warga negara suatu sikap adil terhadap bangsa lain, termasuk sikap fair dalam hubungan perdagangan antarbangsa, agar negara miskin tak dikorbankan bagi keserakahan negara kaya. Ia pun harus didik warga negara untuk bisa mengarungi aktivitas bermanfaat secara riang gembira.

Kali ini saya tampilkan salah seorang representasi pahlawan feminin: Dr. Francisca Sestri; Commercial Director PT. Mustika Ratu Tbk. ( 2014), Sekjen LPER dan Waka I STIE STMIK Insan Pembangunan.

Berikut testimoninya tentang karya saya: "Semua buku kang Yudi Latif menyuburkan jiwa persatuan dan toleransi. Selain buku Pendidikan yang Berkebudayaan dan Wawasan Pancasila, masih banyak karya lain yang bermutu, terutama Negara Paripurna, yang juga saya miliki."

***