Dilarang keras menggunakan kata kasar saat menyampaikan lelucon bapak-bapak karena tidak mencerminkan sikap bapak-bapak.
PENDAHULUAN
Lelucon bapak-bapak (dad jokes) adalah lelucon garing yang biasa diceritakan bapak-bapak kepada sesama bapak-bapak, atau kepada keluarganya. Pada umumnya lelucon bapak-bapak berupa lelucon sebaris (one-liner), tebak-tebakan singkat, yang seringkali menggunakan permainan kata-kata (pun), meskipun sering juga lelucon bapak-bapak berbentuk cerita anekdot yang agak panjang. Lelucon ini pada umumnya merupakan lelucon garing/receh, sehingga yang membuatnya lucu adalah 'kegaringan' yang terjadi setelah lelucon ini disampaikan. Lelucon bapak-bapak sering juga dianggap sebagai salah satu anti-lelucon.
Seiring berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, lelucon bapak-bapak pun tidak lagi hanya jadi lelucon turun-temurun di keluarga, atau obrolan ringan di pos ronda maupun warung kopi. Lelucon ala bapak-bapak mulai banyak beredar di media sosial, baik di media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, maupun di media sosial berbasis chat seperti WhatsApp. Bahkan, di Facebook setidaknya ada dua grup yang bertujuan untuk membagikan lelucon bapak-bapak, antara lain Menjadi Bapak-Bapak: Bagian Pengantar - Revisi 1 dan BaPackLoGie Science.
Tentu saja membagikan lelucon bapak-bapak di media sosial, lebih afdhol hukumnya jika menggunakan gaya penulisan ala bapak-bapak sungguhan. Sayangnya, di berbagai grup, yang terjadi justru lelucon bapak-bapak dibagikan dengan cara penulisan yang kurang, bahkan sama sekali tidak 'kebapakan' karena belum semua kalangan mengetahui bagaimana cara bapak-bapak bermedia sosial. Penulis, berdasarkan pengalaman berinteraksi dengan bapak-bapak di grup WhatsApp, mencoba untuk merumuskan panduan tatacara penulisan ala bapak-bapak.
SIFAT DAN BATASAN PANDUAN
Panduan ini bukan merupakan aturan baku untuk menyampaikan lelucon bapak-bapak, sehingga tidak bersifat mengikat dan hanya sebagai rekomendasi untuk meningkatkan kualitas lelucon bapak-bapak yang dibagikan. Panduan ini tidak membahas cara menyusun lelucon bapak-bapak, namun sebatas panduan untuk tata cara penulisan.
TINGKAT REKOMENDASI
Dalam panduan ini, tingkat rekomendasi yang digunakan adalah sebagai berikut:
PANDUAN 1: HURUF KAPITAL DAN ANGKA
Seringkali di grup-grup Facebook yang disebut di atas, anggota menuliskan lelucon bapak-bapak dengan penggunaan huruf kapital yang tidak teratur, dan sering menggantikan huruf dengan angka. Namun, berdasarkan pengamatan penulis, sangat jarang bapak-bapak yang mengetik dengan huruf besar kecil yang 'naik-turun'. Bapak-bapak pun jarang menggunakan angka untuk pengganti huruf. Penulisan seperti 'PaCK B4rnG 4P4 Y4n9 b3g1n1' lebih banyak ditemui pada anak-anak muda yang baru mengenal HP pada tahun 2008-2012, atau dulu kerap disebut sebagai 'anak alay'. Oleh karenanya, cara penulisan yang demikian tidak direkomendasikan untuk menyampaikan lelucon bapak-bapak.
Bapak-bapak direkomendasikan menggunakan huruf kapital dan angka sesuai fungsinya, dengan beberapa catatan. Umumnya bapak-bapak sering lupa menggunakan huruf kapital pada awal kata yang seharusnya diberi huruf besar (misal: nama jalan, nama kota, nama orang, dsb) sehingga seringkali tulisan berupa huruf kecil semua. Penggunaan angka tidak untuk menggantikan huruf tertentu (misal: 4 menggantikan A, dsb), namun lebih ke mengganti bunyi yang sama (misal: menulis istri dengan is3).
PANDUAN 2: PENGGUNAAN SINGKATAN
Satu hal yang khas dari grup bapak-bapak adalah dalam pesan sering menggunakan singkatan. Hal ini karena sebagian besar bapak-bapak membutuhkan efisiensi waktu dan agar lebih simpel. Oleh karenanya, penggunaan singkatan untuk kata-kata tertentu dapat dilakukan, dengan cara mengurangi beberapa huruf vokal dalam kata tersebut asalkan masih dapat dibaca/tidak berlebihan.
PANDUAN 3: SALAH KETIK DAN PENGGUNAAN TANDA BACA
Bapak-bapak terkadang salah ketik untuk beberapa kata, khususnya untuk istilah yang asing. Kadang-kadang justru ini menjadi keunikan tersendiri di grup bapak-bapak, di mana salah ketik ini jadi lucu. Sebagai contoh, ada bapak-bapak yang menyebut 'hand sanitizer' sebagai 'hand satanizer' yang tentu maknanya menggelikan. Atau dalam penulisan kata yang umum pun, sering terbolak-balik juga tata letak hurufnya. Sehingga direkomendasikan untuk memasukkan salah ketik/typo, termasuk apabila itu dapat menjadi substansi lawakan di posting, selama tidak berlebihan.
Bapak-bapak juga kerap berlebihan dalam menggunakan tanda baca seperti titik, koma, tanda tanya, maupun tanda seru. Umumnya ini saat menulis pesan pribadi/santai. Bapak-bapak juga kerap salah menggunakan tanda baca, sehingga kesalahan tanda baca dapat dimasukkan dalam posting.
PANDUAN 4: EMOTICON
Dalam pesan-pesan broadcast/forward lelucon bapak-bapak, seringkali diakhiri dengan penggunaan emoticon tertawa dan salam (pray emoji) yang banyak. Oleh karenanya, penggunaan emoticon tersebut untuk mengakhiri lelucon direkomendasikan untuk memberi ciri khas kebapakan.
Umumnya bapak-bapak kurang memahami kegunaan emoticon selain emoticon standar seperti senyum, tertawa, salam, sedih. Saya sering menemukan emotikon tertawa yang sampai keluar air mata, digunakan untuk mengabarkan berita duka karena dikira emoticon menangis. Maka memasukkan salah emoticon direkomendasikan karena dapat menjadi kelucuan tersendiri.
PANDUAN 5: PENGGUNAAN KATA KASAR
Bapak-bapak pada umumnya tidak pernah menggunakan kata-kata kasar di grup. Hal ini karena bapak-bapak sudah dewasa sehingga dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Oleh karena itu, DILARANG KERAS menggunakan kata kasar saat menyampaikan lelucon bapak-bapak karena tidak mencerminkan sikap bapak-bapak.
PANDUAN 6: MENGECEK KUALITAS PENULISAN
Dalam menyampaikan lelucon bapak-bapak, tidak ada standar baku. Untuk mengecek apakah lelucon bapak-bapak yang dibagikan sudah terasa 'kebapakan' atau belum, direkomendasikan untuk membandingkan tata penulisan lelucon yang sudah dibuat dengan lelucon bapak-bapak yang sudah pernah beredar, khususnya yang beredar di grup WhatsApp bapak-bapak.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews