Umat Islam pernah berada di garis depan ilmu pengetahuan dunia. Dan semoga semangat itu akan terus kita pegang, agar kita tidak menjadi umat yang terbelakang.
Ajaran Islam itu mewajibkan kita umatnya untuk percaya hal-hal gaib. Misalnya percaya akan adanya malaikat, iblis, atau hal-hal di luar nalar yang memang Allah kehendaki. Namun di sisi lain, kita juga harus sangat ilmiah. Seperti apa?
Umat Islam diajarkan untuk menjunjung tinggi ilmu pengetahuan. Di luar ilmu pengetahuan yang ilmiah, kita tak boleh percaya dengan hal gaib lain yang bisa membawa kita percaya akan adanya "kekuatan lain" selain Allah swt.
Misalnya saja, umat Islam diharamkan untuk percaya ramalan. Ramalan yang seperti apa? Ramalan yang tidak ada dasar ilmiahnya. Ramalan zodiak, ramalan shio, ramalan dukun, ramalan garis tangan, atau ramalan apapun yang tak punya dasar pengetahuan, tidak boleh dipercaya oleh umat Islam.
Sedangkan untuk ramalan cuaca oleh BMKG, apakah umat Islam boleh percaya? Boleh. Meski tak 100% selalu benar, ramalan cuaca oleh BMKG ini boleh dipercaya karena itu berdasarkan pada ilmu pengetahuan, bukan hal gaib dari "kekuatan lain".
Ramalan para ahli ekonomi yang didasarkan oleh data statistik, ramalan dokter tentang kesehatan pasien, ramalan ahli geologi tentang kandungan minyak, atau ramalan ahli pertanian tentang hasil panen, itu semua boleh kita percaya karena ada disiplin ilmu yang mendasari ramalan tersebut.
Dalam Islam, kita boleh percaya ramalan yang berdasarkan ilmu pengetahuan tersebut sebagai bagian dari ikhtiar kita menjalani hidup. Kita percaya mobil akan rusak jika tidak dirawat, kita percaya tanaman akan mati jika tak diberi pupuk, dll.
Namun, di saat yang sama, kita juga diajarkan untuk menerima "hasil akhir" sebagai keputusan Allah. Apapun hasil akhir yang terjadi merupakan hak Allah untuk memutuskan. Itulah yang kita imani dalam ajaran qada dan qadar.
Ajaran itu menunjukkan betapa Islam sangat mengajarkan kita untuk berilmu pengetahuan. Di luar hasil akhir yang kita sandarkan pada takdir Allah, kita diajarkan untuk berusaha dengan pengetahuan yang ilmiah. Kita dijauhkan dari hal-hal yang sekadar mitos, apalagi mistis.
Begitu juga tentang informasi. Kita tak boleh "asal percaya" sebuah berita tanpa tahu sumber informasinya. Termasuk informasi yang menyebar lewat media sosial. Mari kita teliti dulu sebelum kita mempercayai sebuah informasi atau sebelum menyebarkannya.
Umat Islam sudah seharusnya jauh dari hoax karena kita diajarkan untuk selalu menggali informasi. Kita disuruh "membaca". Tidak asal percaya. Tidak asal share.
Umat Islam pernah berada di garis depan ilmu pengetahuan dunia. Dan semoga semangat itu akan terus kita pegang, agar kita tidak menjadi umat yang terbelakang.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews