Perbedaan TNI Gadungan, Ada Polisi Gadungan dan Ustad Gadungan

Hanya ustad gadungan yang tidak bisa ditangkap karena punya previllege atau keistimewaan tersendiri di mata jamaahnya.

Rabu, 5 Februari 2020 | 08:14 WIB
0
388
Perbedaan TNI Gadungan, Ada Polisi Gadungan dan Ustad Gadungan
Ilustrasi topeng (Foto: pixabay.com)

Ada tentara (TNI) gadungan, ada polisi gadungan dan ada ustad gadungan. Ketiganya mempunyai kesamaan yaitu sama-sama gadungan.

Apakah perbedaannya dari ketiganya sekalipun sama-sama gadungan?

Menjadi TNI dan polisi gadungan biasanya mempunyai motif bermacam-macam. Ada yang ingin tampil gagah dan dihormati. Ada yang niatnya biar bisa mendekati wanita atau gadis pujaan untuk dinikahi. Ada juga yang niatnya untuk menipu wanita atau gadis atau janda untuk meloroti hartanya dan melorotinya celananya alias tertipu luar dalam. Dan kasus yang ini banyak terjadi. Hartanya dikuras dan ditiduri oleh TNI gadungan atau polisi gadungan. Mendapat keuntungan ganda.

Syarat menjadi TNI gadungan dan polisi gadungan tidaklah sulit atau susah seperti menjadi anggota TNI dan polisi betulan yang melalui beberapa test dan proses seleksi. Syaratnya cuma yakin dan berani. Dan harus berdandan seperti anggota TNI dan polisi betulan. Tinggal potongan rambut cepak dan membeli baju ala TNI dan polisi plus asesoris atau pangkat. Semua itu mudah didapatkan di pasar atau koperasi. Setelah itu tinggal mencari sasaran.

Tapi ingat, namanya TNI gadungan dan polisi gadungan adalah sesuatu yang melanggar hukum dan bisa ditangkap atau diproses hukum kalau ada pihak-pihak yang dirugikan.

Belum lama ini di Pekalongan ada TNI AU gadungan yang mengaku berdinas di Bandung, namanya M. Saiful Muis. Ia menjadi TNI AU gadungan supaya bisa menikah siri dengan wanita pujaan. Anehnya, sang istri baru tahu dan melaporkan-kalau suami yang telah memberikan anak satu itu ternyata TNI AU gadungan.P adahal sudah menikah selama tujuh tahun. Benar-benar tertipu luar dalam. Apees....

Nah, sekarang apa bedanya dengan ustad gadungan?

Untuk menjadi ustad gadungan juga tidak terlalu sulit. Yang penting yakin dan berani bicara di atas mimbar. Supaya yakin sering-sering lah pekik takbir dan berani mencela atau memaki kepada pemerintah atau kepada kyai atau ulama beneran yang ilmu agamanya mumpuni.

Sama seperti TNI gadungan dan polisi gadungan yang harus memakai seragam militer atau polisi, maka ustad gadungan juga harus memakai jubah, asesoris juga harus lengkap untuk menambah kesempurnaan, tasbih harus selalu berputar di tangan, harus hafal dan fasih beberapa ayat dan  hadist. Gaya bicaranya harus meyakinkan dan harus berani dan pekik takbir jangan sampai ketinggalan. Karena ini modal utama.

Biasanya ustad gadungan malah mendapat jamaah atau pengikut banyak dan sering diundang atau ditanggap di acara-acara tertentu atau pengajian. Dan terkadang ustad gadungan juga lebih mudah mendapatkan lawan jenis, karena biasanya ada yang terpesona olehnya. Baik itu gadis atau janda. Keuntungan materi juga pasti dapat.

Tetapi menjadi ustad gadungan masih beruntung, karena tidak bisa ditangkap oleh pihak berwajib yaitu polisi. Inilah bedanya dengan TNI gadungan dan polisi gadungan. Hanya ustad gadungan yang tidak bisa ditangkap karena punya previllege atau keistimewaan tersendiri di mata jamaahnya.

Mau jadi TNI/Polri gadungan atau ustad gadungan?

Jangan pilih dua-duanya!

***