Apresiasi untuk Dr Riwanto Tirtosudarmo, yang hingga kini terus konsisten berkarya dengan kualitas akademik seorang peneliti yang tetap terjaga dan dengan bobot tanggungjawab intelektual yang tinggi.
"Mencari Indonesia" adalah metafor tentang upaya mencari ideal Indonesia yang didambakan. Dan pencarian itu dilakukan dengan menelusuri pemikiran serta peran sejumlah tokoh cendekiawan atau intelektual publik, yang menurut tafsir penulis buku ini, Dr Riwanto Tirtosudarmo, menampilkan sedikit atau banyak "keindonesiaan" itu.
"Intuisi saya mengatakan dari sosok-sosok ini saya menemukan serpihan-serpihan, kadang tersambung satu sama lain, kadang terlepas dan berdiri sendiri terpisah dari yang lain; dari apa yang bernama Indonesia yang sedang saya cari itu", tulis Riwanto pada pengantar buku ini.
Dengan berbagai latar belakang berbeda, Riwanto menampilkan 67 tokoh yang diulasnya dalam bentuk "sketsa-sketsa biografis". Tentu ada bias yang tak terhindarkan: mengapa tokoh ini dan bukan tokoh itu, dan itu diakui sendiri oleh penulisnya.
Tapi terlepas dari bias itu, ikhtiar peneliti senior di LIPI (sekarang BRIN) ini patut diapresiasi. Sebab tidak mudah mengulas pemikiran atau peran 67 orang dengan latar belakang berbeda, dan berkiprah dalam rentang waktu sangat panjang. Sebagaimana subjudulnya, tokoh tertua yang diulas adalah pelukis legendaris Raden Saleh (1807-1880), sedangkan yang muda diwakili Ayu Utami, penulis novel 'Saman' dan 'Larung' yang merupakan tonggak baru sastra Indonesia.
Tentu saya pribadi (dan ini juga bias) gembira karena menjadi salah satu yang ikut terpilih untuk diulas oleh Bung Riwanto dalam buku ini.
Buku ini adalah bagian ke-4 dari seri buku dengan judul yang sama ('Mencari Indonesia') yang sudah ditulis dan diterbitkan. Keempat buku itu adalah:
- Mencari Indonesia 1: Demografi Politik Pasca Soeharto (LIPI/BRIN, 2021);
- Mencari Indonesia 2: Batas-batas Rekayasa Sosial (LIPI/BRIN, 2021);
- Mencari Indonesia 3: Esai-Esai Masa Pandemi; dan
- Mencari Indonesia 4: Dari Raden Saleh sampai Ayu Utami (BRIN, 2022).
Apresiasi untuk Dr Riwanto Tirtosudarmo, yang hingga kini terus konsisten berkarya dengan kualitas akademik seorang peneliti yang tetap terjaga dan dengan bobot tanggungjawab intelektual yang tinggi.
Selamat Bung Riwanto.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews