Jalanilah hidup ini dengan bersahaja dan kendali penuh atas diri sendiri!
Hidup yang sebenarnya bukan tentang jadi siapa kita. Tapi tentang bagaimana kita menjalaninya. Seorang penjahat, meskipun terdengar buruk dan bisa merugikan orang lain, bisa jadi seseorang melakukannya karena terpaksa. Tanpa bermaksud membenarkan perbuatan jahat tersebut, mungkin saja seseorang tadi sudah tidak punya pilihan lain, mau tidak mau jalan tersebut terpaksa dilakukannya.
Maka seandainya kita ada di posisi seseorang tersebut apa kita berani menilai perbuatan jahatnya itu salah? Saya rasa tidak!
Begitu juga dengan seseorang yang memilih jadi orang baik. Bisa jadi pilihannya itu karena keadaan benar- benar mendukungnya untuk jadi orang mulia. Sehingga ketika menjalani hidup dipenuhi kebaikan-kebaikan semata. Tetapi apakah semua orang punya kesempatan untuk jadi orang baik tersebut?
Bisa ya, bisa tidak. Sejatinya semua orang itu bisa punya kesempatan. Tetapi tidak semua orang bisa memanfaatkan kesempatan itu.
Jadi, apa yang benar dan apa yang salah dalam hidup ini?
Saya rasa, hanya diri kita sendiri yang bisa menjawabnya. Lakukan semua yang bisa kita lakukan! Jika kita menganggap itu sesuatu hal yang baik buat diri kita, meskipun orang lain berpikir sebaliknya, maka jangan ragu untuk melakukannya.
Karena kita punya hak untuk menjadi apa yang kita inginkan. Kita tidak butuh kendali orang lain atas diri kita.
Percayalah, jika yakin dengan pilihan kita, dan dengan teguh melakukannya, sejatinya kita sudah menjadi manusia seutuhnya.
Manusia yang tidak punya pendirian dalam hidup, sama aja dengan hewan peliharaan yang diikatkan rantai di lehernya, atau seperti hewan yang ditaruh dikandang, atau seperti hewan yang tinggal di sebuah sangkar.
Meskipun sangkar itu terbuat dari emas tetap saja hidup tergantung si empunya peliharaan. Maka jalanilah hidup ini dengan bersahaja dan kendali penuh atas diri sendiri!
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews