Artinya, kelompok Muslim harus juga menghargai ada peserta didik dan guru sesama Muslim yang mengenakan cadar atau niqab bahkan burqa sekalipun.
Sungguh melegakan tiga menteri menelorkan kebijakan yang diyakini akan mengembalikan kebhinekaan di lembaga pendidikan negeri yang indah ini.
Hak individu dalam berbusana di sekolah diakui. Setelah diperkosa habis-habisan oleh kelompok Islam dobol dan pendukungnya yang berhasil masuk ke panggung politik.
Mulai sekarang, seperti pernyataan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, keputusan soal seragam merupakan hak guru, siswa dan orang tua secara individu. Jadi dengan berlakunya SKB tersebut, guru dan siswa bebas memilih seragam dan atribut sekolahnya ketika berkaitan dengan kekhususan agama.
Jika ada pihak yang melanggar, baik itu sekolah dan pemerintah daerah, pemerintah menegaskan akan ada sanksi. Kemendikbud mengancam sekolah bisa tidak diberikan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) atau bantuan lain dari pemerintah jika melanggar.
Pengawasan dan pembinaan akan dilakukan bersama-sama dengan lintas kementerian dan pemerintah daerah. Kementerian Agama berperan memberikan pendampingan dan penguatan keagamaan dan praktik agama yang moderat pada pemerintah daerah atau sekolah yang melanggar SKB.
Nadiem meminta orangtua, siswa dan guru ikut terlibat dalam pengawasan aturan berseragam di sekolah.
Jika mendapati pelanggaran ia menyarankan masyarakat segera mengadu ke Kemendikbud.
Idealnya pemerintah melarang semua bentuk atribut keagamaan di sekolah. Atau menganjurkan atribut keagamaan bisa dipakai saat pelajaran agama.
Namun ini tidak atau belum bisa. Balutan keagamaan dan moralitas semu masih membelenggu negeri ini.
Jadi jalan keluarnya adalah membebaskan semua pemeluk agama di negeri ini memakai atribut keagamaan di sekolah. Sebagai pengakuan hak.
Karena itu ke depan, kita akan menemukan banyak murid memakai atribut keagamaan sesuai dengan kepercayaan yang mereka yakini.
Ada yang pakai kalung salib, gelang tali atau titik dan garis merah di dahi. Ini bagus untuk menghargai keberagaman beragama, termasuk yang beragama Islam.
Artinya, kelompok Muslim harus juga menghargai ada peserta didik dan guru sesama Muslim yang mengenakan cadar atau niqab bahkan burqa sekalipun.
Dan tidak boleh ada yang mengejek mereka sebagai kadrun.
Karena bisa dituntut pasal rasisme.
Siapkah kita?
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews