Kami sekarang berencana untuk memesan tambahan 1.500 pakaian hazmat. Kami memahami bahwa setiap rumah sakit diperkirakan akan memerlukan sekitar 2.500 pakaian hazmat.
Sedih mendengar berita dua orang dokter di wilayah Jabodetabek baru saja wafat dengan status positif Covid19. Yang pertama adalah dokter spesialis THT, yang kedua dokter spesialis bedah.
Saya belum dapat mengungkap identitas mereka. Mereka adalah ujung tombak dalam memerangi pandemi Covid yang sudah makin serius melanda negeri ini.
Tenaga medis dan paramedis kita amat membutuhkan alat pelindung diri (APD) yang memadai. Sayangnya di Jakarta maupun berbagai daerah saat ini jumlahnya amat amat terbatas atau malah kehabisan.
Harvard Club Indonesia (HCI) saat ini sedang menggalang dana dengan target sekitar Rp 350 juta. HCI sudah membeli 100 hazmat suit/APD. (Hazmat suit seperti foto di bawah harganya sekitar 120 US Dollar).
Jika Anda berminat berpartisipasi, dapat menghubungi HCI lewat japri/Messenger ke saya, nanti akan saya teruskan infonya ke pengurus HCI. Presiden HCI saat ini adalah Melli Darsa, dan Wakil Presiden HCI adalah dr Nurul Luntungan MPH.
Berikut ini pesan dari dr Nurul Nhwl (Nurul Nadia Luntungan MPH):
Perkumpulan alumni Harvard University di Indonesia (Harvard Club Indonesia) selalu berupaya untuk membawa perubahan yang baik bagi Indonesia. Melalui kelompok khusus Kesehatan Masyarakat yang ada di Harvard Club Indonesia kami sekarang berusaha membantu rumah sakit pemerintah dan rumah sakit rujukan yang ditunjuk Pemerintah untuk menyiapkan peralatan kesehatan yang mungkin masih diperlukan. Hal ini kami upayakan demi mempercepat pengadaan alat pelindung diri (APD), yang mungkin terhambat karena birokrasi, prosedur pengadaan dan faktor lainnya.
Melalui donasi awal, kami telah membantu menyediakan 100 alat pelindung diri berupa pakaian hazmat yang akan diberikan kepada salah satu rumah sakit rujukan Pemerintah, Rumah Sakit Pelni, yang telah kami pesan pada hari Selasa, 17 Maret 2020 yang lalu. Rabu 18 Maret 2020 malam kami juga telah memesan 80 pakaian hazmat yang akan kami kirimkan ke tiga rumah sakit di NTT, khususnya di Ruteng, Maumere dan Labuan Bajo. Pakaian hazmat ini kami rencanakan untuk tiba di ketiga rumah sakit tersebut pada hari Minggu, 22 Maret 2020.
Sebagai kelanjutan dari upaya kami di atas dan mengingat pentingnya pakaian hazmat tersebut bagi tenaga kesehatan yang sekarang berada di garis terdepan penanggulangan wabah Covid-19, kami sekarang berencana untuk memesan tambahan 1.500 pakaian hazmat. Kami memahami bahwa setiap rumah sakit diperkirakan akan memerlukan sekitar 2.500 pakaian hazmat.
Target kami sekarang adalah untuk mengumpulkan Rp 350.000.000 untuk penambahan pemesanan lebih dari 1.500 pakaian hazmat untuk rumah sakit di seluruh Indonesia, buatan Sritex dan produsen lainnya. Kami juga membuka kemungkinan akan memesan peralatan kesehatan lainnya yang mungkin akan diperlukan.
Kami sekarang memohon kesediaan Bapak dan Ibu untuk membantu upaya kami ini agar sebanyak mungkin pakaian hazmat dapat kami sediakan kepada banyak rumah sakit di seluruh Indonesia. Apabila Bapak dan Ibu bersedia maka donasi dapat dilakukan melalui transfer ke rekening bendahara Harvard Club Indonesia, Ibu Arisia Arundati di rekening Bank Mandiri dengan nomor rekening 1240010169945.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews