Pemenang Belum Tentu Kompeten

Apakah konsep kepemimpinan perlu direvisi? Apakah kita tetap harus waspada dengan pemimpin atau percaya begitu saja pada mereka?

Jumat, 24 April 2020 | 08:53 WIB
0
255
Pemenang Belum Tentu Kompeten
Photo by Louis Hansel @shotsoflouis on Unsplash

Judul tulisanku memiliki makna beragam. Dalam situasi seperti ini maknanya makin beragam. Makin luas spektrum informasi seseorang makin beragam persepsinya terkait judul tulisanku. Bahkan aku sendiri memiliki beberapa sudut pandang dan persepsi yang beragam mengenai judul itu.

Apabila aku ditanya hari ini jawabannya bisa berbeda dengan apabila aku ditanya besok..atau bulan depan atau tahun depan. Itupun tergantung siapa yang bertanya.

Aaah.. mungkin semua opini seperti itu kecuali matematika. 2+2 pasti 4. Kecuali di manipulasi. Lah! berarti matematikapun sama saja. Semuanya serba relatif. 

Kali ini aku bermaksud mengatakan bahwa kadang pemenang belum tentu lebih baik dari yang kalah. Semisal dalam berbagai jenis pertandingan olahraga ada kalanya atlit yang lebih kompeten, sportif dan jujur mengalami kekalahan.

Dalam beberapa film cukup banyak pertarungan dimenangkan oeh bad guy walaupun akhirnya the real hero akan tampil juga sebagai pemenang.

Dalam konteks politik kita sering melihat figur yang menang dan berkuasa ternyata tidak sesuai harapan. Dan memang dalam politik kita sering membeli kucing dalam karung. Di awal harapan begitu melambung dalam perjalanannya harapan mulai gembos.

Di banyak perusahaan juga seperti itu banyak C-level yang diangkat dan kemudian dilengserkan. Yang aman pada posisinya sering berada ditengah atau dibawah kecuali yang "lihai" bermain dalam dinamika perubahan. 

Pernyataan terakhir dan juga pertanyaan sekaligus: apakah konsep kepemimpinan perlu direvisi? Apakah kita tetap harus waspada dengan pemimpin atau percaya begitu saja pada mereka?

Serpong, 23/4/2020

Dana Persada 

***