Apa Gunanya Kalau Aku Sudah Mati

Senin, 7 Januari 2019 | 19:17 WIB
0
701
Apa Gunanya Kalau Aku Sudah Mati
Ilustrasi orangtua (Foto: Hipwee.com)

Universal. Lirik lagu daerah “Uju Ni Ngolukku” yang dipopulerkan oleh Putri Silitonga ini mengandung pesan yang sifatnya universal, khususnya bagi saya sendiri dan teman-teman yang memiliki orangtua yang sudah sepuh dan sakit-sakitan. Satu dari beberapa lagu favoritku, lagu yang benar-benar membuatku merinding.

Baiklah saya terjemahkan secara bebas terlebih dahulu liriknya.

Hamu anakkonhu. Tampuk ni pusu-pusuki. Pasabar ma amang, pasabar ma boru, laho pature-ture ahu.”

(Kalian anak-anakku. Tangkai hatiku. Bersabarlah putraku, bersabarlah putriku, dalam merawat diriku.)

“Nunga matua ahu, jala sitogu-toguon i.
Sulangan mangan ahu. Siparidion ahu. Alani parsahitanonki.”

(Aku sudah tua, mesti mesti dipapah, disulangi, dimandikan, karena penyakit yang kuderita.)

“So marlapatan marende, margondang, marembas hamu, molo dung mate ahu.
So marlapatan nauli, nadenggan patupahonmu, molo dung mate ahu.”

(Gak ada gunanya bernyanyi, berdendang, berpesta, kalau aku sudah mati. Gak ada gunanya keindahan dan kebaikan persembahanmu, kalau aku sudah mati.)

Uju dingolukon ma nian, tupa ma bahen angka nadenggan. Asa tarida sasude, holongni rohami namarna tua-tua i.”

(Di ujung kehidupanku inilah maunya kalian berbuat baik kepadaku. Supaya terlihat semua kasih sayangmu kepada orangtuamu).

Saya dilahirkan di tepi Danau Toba. Tumbuh besar hingga duduk di bangku SMA di tanah air Batak Toba. Selama itu, cukup banyak adat istiadat dan karakter “Halak Hita Batak Toba” yang kupelajari.

Di antaranya yang sangat khas yaitu mengenai pesta besar yang diadakan jika ada orang tua yang sudah sangat sepuh meninggal dunia. Meninggalkan keluarga, anak-anak, cucu-cucu yang banyak dan harta benda. Semua ahli keluarga, sanak kerabat diundang, di mana pun mereka berada di dunia ini.

Ya, sengaja dipestakan sebagai simbol bahwa orang tua tersebut telah sukses menjalani hidup dan membimbing keluarganya. Bagaimanapun satu-dua hari setelah meninggal, keluarga yang ditinggalkan tetap sangat bersedih dan meratapi kepergiannya meninggalkan dunia yang fana ini.

Lirik lagu ciptaan Deni Siahaan tersebut mengandung nasehat dan autokritik ringan terhadap adat istiadat tersebut. Penekanan kritik bukan pada dipestakannya, tetapi pada sikap ahli keluarga sebelum orangtuanya meninggal.

Butuh kesabaran yang sangat tinggi tentunya dalam merawat orangtua yang sudah sakit-sakitan. Sedikit menyimpang, hal ini mengingatkanku kepada cerita dalam film The Judge yang dibintangi oleh Robert Douney Jr. dan Robert Duvall.

Jadi, alangkah baiknya jika kita menjaga ahlak, benar-benar bersikap sebaik mungkin kepada orangtua kita, terutama di masa akhir-akhir hidupnya.

***