Ketika tulisan saya munculkan, teman-teman di balai wartawan pun 'ngomel'. Mengapa saya tidak membagi informasi rahasia?
Usai peristiwa 27 Juli 1996. Saya dipindahtugaskan liputan hukum dan kriminal. Saya pelajari ada kasus seksi di Polda Metro Jaya. Saya menolak ikut 'arus' liputan di balai wartawan.
Saya sebenarnya kesal harus liputan kriminal. Apalagi jika dicekoki press release. Sumbernya satu: dari polisi saja. Harus 'menerima' mentah-mentah informasi dari satu pihak. Persis staf humas.
Tiap Ahad/Minggu pagi selama sekitar satu bulan. Saya berinisiatif meliput aktivitas Zarima Mirafsur. Siapa dia? Pada 1996, ia dikenal dengan julukan 'ratu ekstasi'.
Ya, Zarima sang model dan pernah menjadi pebulutangkis. Ia tertangkap membawa 30.000 pil jenis ekstasi. Bahkan ia 'berhasil' kabur dari Indonesia. Kemudian tinggal di Amerika Serikat. Hebat kan? Hamil pula saat di penjara. Walah... Siapa yang menghamilinya? Serius, bukan saya loh!
Jangan lupa, ia dideportasi ke Indonesia. Salah satu Polwan yang membawanya dari AS adalah Sersan Polisi Vivi Tjangkung. Pangkat polisi saat itu menggunakan istilah yang sama dengan TNI.
Fokus liputan saya pada dua perempuan ini. Saya mewawancarai Sersan Vivi yang 'cantik' di asrama Polwan.
Seperti diurai di atas, saya menjadi pengunjung setia 'ratu ekstasi' Zarima Mirafsur. Ahad/Minggu pagi, nyaris tak ada wartawan di Polda. Di situlah kesempatan saya untuk bermanuver. Tentu saja tanpa diketahui penjaga penjara Polda Metro Jaya.
Saya menjadi pelanggan kantin di pagi hingga siang hari, tiap Ahad/Minggu. Sampai saya mengetahui petugas kantin yang selalu mengirimkan makanan untuk Zarima.
Jadi saya tahu, Zarima makan dengan lauk apa, sayur apa, dll. Pakaiannya seperti apa, situasinya bagaimana. Cukup dengan pertanyaan kepada petugas kantin yang akhirnya saya 'akrab'.
Sampai akhirnya, saya dua kali ikut mengantarkan makanan ke penjara.
Melihat dengan jelas si seksi ini. Petugas dan Zarima, tentu tidak mengetahui, asisten orang kantin ini adalah wartawan.
Ketika tulisan saya munculkan, teman-teman di balai wartawan pun 'ngomel'. Mengapa saya tidak membagi informasi rahasia?
Liputan rahasia kok dibagi? Hadeuh... Please deh, wartawan itu bukan staf humas.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews