Vaksinasi Covid-19 adalah kewajiban yang harus dilakukan oleh seluruh kalangan masyarakat, yang berusia di atas 6 tahun. Dengan mengikuti vaksin tersebut termasuk booster, masyarakat diharapkan dapat terhindar dari penularan virus Corona yang saat ini terus mengalami kenaikan.
Antusiasme masyarakat sangat tinggi ketika ada Program Vaksinasi Nasional, apalagi ketika vaksin digratiskan oleh pemerintah. Mereka mencari Puskesmas dan Rumah Sakit yang mengadakan vaksinasi. Ketika ada vaksinasi massal yang diadakan oleh pihak swasta, maka antriannya juga cukup panjang.
Namun masih ada pemahaman yang perlu diluruskan ketika masyarakat merasa sudah aman, padahal baru mendapatkan 2 kali suntikan vaksin Covid-19. Untuk menghadapi keganasan Corona maka harus disuntik booster alias dosis ketiga. Tujuannya untuk memperkuat imunitas tubuh di masa pandemi.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan bahwa masyarakat harus melakukan vaksinasi booster. Jika sudah diinjeksi maka sistem imunnya sudah kuat sehingga angka hospitaliasi dan kematian terbilang rendah.
Dalam artian, ketika ada kenaikan kasus Corona maka tidak separah saat tahun lalu dan kebanyakan pasien hanya menunjukkan gejala ringan, sehingga tidak usah dirawat di Rumah Sakit.
Per 3 Juli 2022 ada 1.045 pasien Corona di Indonesia. Angka ini lebih tinggi dari bulan lalu yang hanya berkisar ratusan per harinya. Jika ada kenaikan seperti ini maka pilihannya hanya vaksinasi booster, agar daya tahan tubuh makin kuat dalam melawan Corona.
Ketika sudah disuntik 2 kali maka masyarakat masih harus mendapatkan booster. Penyebabnya karena setelah 6 bulan dari suntikan vaksin Corona dosis kedua, maka daya tahan tubuh kembali melemah. Oleh karena itu diperlukan vaksin booster yang bisa meningkatkan imunitas yang sudah terbangun (pasca 2 dosis vaksin yang sebelumnya).
Saat ini cakupan vaksinasi dosis kedua sudah lebih dari 70% di seluruh Indonesia. Namun untuk vaksin booster baru berkisar 20%. Oleh karena itu masyarakat terus mendapatkan vaksinasi tentang pentingnya booster. Mereka wajib mendapatkannya agar selamat dari Corona, apalagi virus ini terus bermutasi sehingga harus dilawan dengan vaksin.
Ahli Virologi dari Universitas Columbia, Dokter David Ho, menyatakan bahwa vaksin booster efektif dalam melawan virus Corona varian omicron. Efektivitasnya bisa mencapai lebih dari 85%. Dalam artian, untuk melindungi diri dari pandemi dan berbagai varian serta subvarian Corona maka masyarakat harus mendapatkan booster.
Di masa pandemi, vaksinasi Corona amat penting dan harus lengkap (sampai 3 dosis). Pilihannya hanya ada 2, divaksin atau tertular Corona yang menimbulkan banyak efek negatif. Masyarakat tentu memilih yang pertama karena tertular Corona bukanlah isapan jempol sematan. Dalam hal ini, kesehatan adalah nomor 1, oleh sebab itu vaksin tidak boleh dilewatkan.
Oleh karena itu pemberian vaksin booster harus digencarkan lagi agar imunitas tubuh seluruh masyarakat Indonesia jauh lebih kuat dalam melawan Corona. Sempurnakan daya tahan tubuh dengan booster karena suntikan vaksin pertama dan kedua belum membentuk imunitas 100%. Jangan hanya vaksin dua kali, bahkan cuma sekali, karena vaksin adalah cara untuk keluar dari masa pandemi.
Tidak ada efek samping dari vaksin booster sehingga masyarakat tidak usah takut untuk mendapatkannya. Sama seperti suntikan lain, efek samping pasca injeksi vaksin booster hanya sedikit pegal. Ada pula orang yang demam setelah disuntik dan hal ini amat wajar karena merupakan reaksi tubuh terhadap vaksin. Oleh sebab itu tenaga kesehatan biasanya memberikan obat penurun panas, sebagai antisipasi.
Sementara itu, Dokter Rizal Fadli menyatakan bahwa ada banyak manfaat dari vaksin booster. Selain memperkuat daya tahan tubuh, maka injeksi vaksin dosis ketiga bisa memperkuat antibodi yang sudah terbangun (pasca suntikan dosis pertama dan kedua). Vaksin booster juga bisa mencegah infeksi virus Covid-19 dan memperpanjang masa perlindungan dari virus.
Dalam artian, vaksin booster hukumnya wajib agar daya tahan tubuh tetap terjaga dari bahaya Corona. Jika seluruh kalangan masyarakat (yang berusia 18 tahun ke atas) sudah dibooster maka akan memutus rantai penyebaran virus Covid-19. Akibatnya, masa pandemi akan cepat diakhiri. Masyarakat tentu ingin hidup normal dan tidak dihantui oleh Corona, sehingga mereka harus vaksin booster secepatnya.
Vaksin booster hukumnya wajib, sama seperti vaksin Corona dosis pertama dan kedua. Periksa jadwal vaksin booster di aplikasi Peduli Lindungi dan segera ke Rumah Sakit untuk mendapatkannya. Tidak ada efek samping yang berat setelah vaksin booster dan injeksinya masih digratiskan oleh pemerintah, sehingga tidak ada pengecualian untuk mendapatkannya.
Vaksinasi booster adalah usaha untuk terhindar dari penularan Corona. Oleh sebab itu masyarakat wajib untuk mendapatkannya dan jangan hanya puas dengan 2 dosis vaksin Covid-19 agar kasus Covid-19 dapat ditekan dan pemulihan ekonomi dapat terus berjalan.
***
Abdul Razak, Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews