Beternak kambing akan menjadi unit pembelajaran dan juga usaha keren bagi anak-anak muda. Ini barangkali titik awal tumbuhnya peternakan dan pertanian "keren" dan "gaya" di Indonesia.
KOHE adalah singkatan dari "kotoran hewan". Saat anda beternak kambing, kotoran mereka seringkali jatuh ke bawah berserakan atau tertumpuk. Air kencingnya menetes mengalir ke mana-mana. Bila tak dikelola dengan baik, kohe itu akan mendatangkan bau tak sedap dan menggangu para tetangga.
Padahal, kohe ini adalah sumber pupuk organik yang sangat berguna. Kohe padat dan cair perlu dipisah. Perlu teknologi sederhana yang perlu diterapkan. Itulah tantangan yang harus diselesaikan salah satu kelompok mahasiswa yang kini magang di Kampung Ilmu.
Hari ini saya mendapat kiriman hasil awal pemecahan masalah ini. Rupanya di bawah kandang kambing sedang dirancang alat pengatur kohe sederhana dengan memasang terpal miring. Tujuannya saat kohe jatuh dari atas saat kambing buang hajat, kohe akan menggelontor ke bawah dan siap ditampung.
Untuk memisahkan kohe cair (air kencing kambing) dan kohe padat, di ujung terpal ada jaring yang menjadi jalan air kencing menetes ke bawah dan dikumpulkan dalam wadah penampung. Yang unik, kohe padat yang terkumpul menumpuk akan didorong oleh conveyor masuk ke dalam karung.
Saya tak sabar menunggu hasil dari percobaan ini. Nampaknya, ini yang akan menjadi inovasi kelompok mahasiswa bagian kambing ini.
Saat ini, percobaan masih belum selesai. Masih ada "trials and errors" yang harus dijalani. Namun saya sangat senang melihat proses pembelajaran berbasis "problem based learning" semacam ini. Bagi saya, ini salah satu contoh "personal discovery" dalam belajar yang harusnya terus dikembangkan.
Semoga ke depan akan tumbuh beragam penemuan tepat guna bagi kehidupan masyarakat. Beternak kambing akan menjadi unit pembelajaran dan juga usaha keren bagi anak-anak muda. Ini barangkali titik awal tumbuhnya peternakan dan pertanian "keren" dan "gaya" (fashionable) di Indonesia.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews