Emha Ainun Najib "Mlungsungi"

Mlungsungi dalam percakapan sehari-hari adalah "berganti kulit, berganti rupa". Biasa terjadi di kehidupan binatang, yang mengalami perubahan dari kepompong menjadi kupu-kupu.

Jumat, 25 Maret 2022 | 19:12 WIB
0
227
Emha Ainun Najib "Mlungsungi"
Pertunjukan (Foto: dok. Pribadi)

Pas ketika para pemain teater Yogyakarta mau latihan terakhir untuk mementaskan naskah drama “Mlungsungi” karya seniman-ustadz, Emha Ainun Nadjib di Taman Budaya Yogya, Malem Jumat (23/3/2022), mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti berniat ketemu dan ngobrol bareng Emha.

Saya dan Tira (istri) ikut rombongan Pak Ishadi SK pendiri Trans TV yang juga berniat sama, ngobrol dengan Cak Nun. Akhirnya kami, Bu Susi, Pak Ishadi dan rombongan pun bergabung jadi penonton teater Cak Nun, yang bersiap pentas di panggung TBY mulai 25 dan 26 Maret 2022 ini.

“Ini sekadar Reriungan saja…,” kata Emha Ainun Nadjib, 69, yang ketika muda dikenal sebagai seniman dan juga ustadz ‘mbeling’ dari Yogyakarta.

Sekitar setengah jam lebih Cak Nun menerima kami ngobrol, di ruang belakang TBY yang persis di belakang Benteng Vredeburg, Yogyakarta itu.

Mlungsungi dalam percakapan sehari-hari adalah "berganti kulit, berganti rupa". Biasa terjadi di kehidupan binatang, yang mengalami perubahan dari kepompong menjadi kupu-kupu. Atau kalau binatang melata seperti ular, berganti kulit dan kemudian berganti dengan kulit baru.

“Sebenarnya yang kami pentaskan ini hanya menggambarkan sikap ‘ridho’ menghadapi segala situasi di Indonesia saat ini,” kata Cak Nun. Seperti juga sikap Cak Nun kini, yang mengaku “ridho” mau diapain pun oleh siapapun, termasuk dunia medsos yang seolah “mengadu” dia dengan berbagai pihak, termasuk dengan tokoh-tokoh politik yang memimpin negeri Indonesia saat ini.

“Ridho itu memang kata kuncinya, kalau kita sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi…,” kata Cak Nun. Wis, pokoke sak karepmu. Mau berbuat apa. “Bahkan aku mau dibunuh, atau diapain pun, silakan,” kata Cak Nun, yang sebenarnya geram dengan situasi masyarakat kita saat ini yang seolah tak peduli dengan siapapun, termasuk mereka yang dulu berjasa terhadap Indonesia di masa lalu.

Nah, pentas akbar Teaterawan Yogyakarta disutradarai Jujuk Prabowo di Taman Budaya Yogyakarta untuk naskah “Mlungsungi” karya Emha Ainun Nadjib mulai 25-26 Maret ini, sungguh menjadi tontonan menarik di sela pandemi yang tak kunjung habis ini. Rugi nggak nonton, he, he, he….

JIMMY S HARIANTO (Yogyakarta, 24/03/2022)

***