Hanya di wilayah yang warganya punya cara berfikir ajaib saja, orang kayak Waloni atau Adam Ibrahim dianggap ahli agama.
Di Depok ada isu babi ngepet. Saya gak kaget. Memang cara berfikir warga Depok sudah lama liar dan imajinatif.
Bukan karena Depok dikuasai PKS. Sebab PKS lebih suka dengan Tuyul ketimbang babi ngepet. Babi haram. Tuyul, gak.
Walikota mencontohkan bagaimana berfikir out of the brain. Misalnya cara menghilangkan kemacetan di Jalan Margonda? Rekaman lagu, lalu lagunya diputar di lampu merah. Pengemudi yang pekak mendengar lagu itu diharapkan kapok mengemudi di sekitar Depok. Mereka dibuat tobat dan berjanji tidak mengulangi kesalahannya.
Dengan begitu diharapkan Depok bebas macet. Caranya dengan menyiksa telinga pendengar sedemikian rupa. Jika ada warga Depok pernah mendengar lagu Walikota bernyanyi, tapi masih ngotot berkendara di sana. Mungkin dia bolot. Atau tambeng. Atau gak punya otak.
Di Sawangan, babi ngepet menjadi hit. Sawangan mau mengalahkan Karo atau Bali yang gemar babi panggang. Tapi Sawangan setengah hati, suka membicarakan, namun juga sekaligus membenci babi.
Ada Adam Ibrahim di Sawangan, seorang guru ngaji. Ia menangkap keresahan warga. Pasalnya banyak istri-istri komplen suaminya jarang ngasih duit. Nah, suami gak kehilangan akal.
Mereka ngaku duitnya sering hilang. Setiap selasa dan kamis, uang jatah belanja istrinya raib. Entah terbang kemana. Mungkin habis di rumah yang lain, gak diceritakan sih. Atau habis di kafe dangdut, atau buat beli aksesoris motor. Bisa juga buat jajanin teman ceweknya yang lain.
Mereka datang ke Adam mengisahkan istri-istri yang ngedumel. Adam langsung memberi pertolongan pada suami-suami naas itu. "Uangmu diambil babi ngepet! "
Ahaaa! Betapa indah jalan kekuar dari Adam. Babi ngepet! Iya, babi ngepet.
"Saya bisa tangkap babi itu, " kata Adam meyakinkan.
"Baguslah, ustad. Kami perlu menangkap babi. Ketimbang gak boleh pulang sama istri. Kita tumpahkan semuanya ke babi. Bahaya ini! "
Lalu Adam meminta waktu. Mau bersemedi sebentar. Memikirkan jalan spritual cara menangkap babi ngepet.Satu jam merenung, Adam diberi pencerahan. Sebagai guru ngaji dengan jiwa yang bersih, ia diberi kekuatan untuk menangkap babi ngepet. Tidak sembarang orang bisa lakukan itu. Adam adalah laku spritual kelas VVIP.
Dari pencerahan itulah, Adam meraih HP. Mencari penjual online: beli babi. Minta diantar malam hari. Harganya Rp900 ribu, plus ongkir Rp200 ribu.
Adam mengirim pesan kepada lelaki takut istri, bahwa dengan ilmunya ia akan menyelamatkan mereka. Nanti malam Adam akan beritikaf untuk memancing babi keluar dari sarangnya.
Malam tiba. Adam mengarahkan supir gojek ke lokasi. Samping rumah Adam, ada kandang kawat. Babi diturunkan diam-diam dari motor. Seekor babi yang polos. Tidak tahu betapa busuknya dunia manusia.
Esoknya Adam membuat geger. Ia temukan babi ngepet. Dekat rumahnya. Terperangkap dalam kandang. Nama Adam melambung sebagai ustad sakti mandraguna.
Adam bersaing sama Waloni. Kalau Waloni hanya menabrak anjing, Adam menangkap babi ngepet. Waloni gak ada apa-apa nya dibanding Adam.
Saat rahasianya terbongkar, Adam lesu. Di depan wartawan ia bicara dengan nada sedih. "Saya khilaf untuk ketenaran. Saya tergoda oleh bisikan setan, " ujarnya penuh penyesalan.
Sekarang setan yang ngamuk mendengar alasan Adam. "Tadi lu memfitnah babi. Sekarang giliran gue yang lu fitnah!, "
Hanya di wilayah yang warganya punya cara berfikir ajaib saja, orang kayak Waloni atau Adam Ibrahim dianggap ahli agama.
Saya hanya bisa berempati pada babi itu. Babi yang polos dan lugu. Babi gak gak bisa membedakan mana uang lembaran cepekan dengan lembaran dua ribuan.
Babi yang dengan nista difitnah Adam. Babi yang dicampakkan dunia-akhirat.
Wahai, babi babi di seluruh dunia. Bersatulah!
Eko Kuntadhi
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews